Direktur Pemasaran Pertamina, Mochammad Iskandar, mengungkapkan alokasi elpiji 3 kg tahun 2017 ditetapkan sekitar 6,1 juta metric ton (MT). Sementara, realisasi penyaluran hingga bulan September 2017 telah mencapai 4,7 juta MT. Penyaluran tersebut melebihi 1% dari alokasi yang seharusnya, yakni 4,5 juta MT.
"Penyaluran elpiji 3 kg bersubsidi di kuartal III-2017 naik sekitar 6% dibanding periode yang sama tahun lalu," kata katanya di Jakarta, Kamis (2/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iskandar menjelaskan, supaya stok elpiji tak habis sebelum waktu yang ditetapkan, maka perseroan akan melakukan sosialisasi kepada pemerintah daerah, supaya elpiji 3 kg bersubsidi disalurkan bagi masyarakat yang tepat sasaran, atau yang kurang mampu.
Adapun, syarat-syarat untuk bisa mendapatkan elpiji 3 kg bersubsidi antara lain memiliki pendapatan sekitar Rp 350 ribu per bulan. Selain itu, tembok dan lantai rumah yang dimiliki penerima tidak permanen.
"Kita akan bilang sama mereka sosialisasi, jangan sampai ada PNS yang ikut pakai elpiji 3 kg. Sosialisasi dan penertiban penjualan sudah dilakukan sejak bulan lalu," terangnya.
Kendati begitu, Pertamina juga telah menyiapkan langkah antisipasi dengan menyediakan tambahan elpiji 3kg bila habis sebelum akhir tahun.
"Memang sudah over, tapi kita tidak akan mengurangi pasokan ke masyarakat selama permintaan masih banyak. Tapi kami mengimbau yang tidak berhak memakai ya jangan pakai," pungkas Iskandar. (hns/hns)