1.096 Desa Dapat Akses Listrik Tahun Ini

1.096 Desa Dapat Akses Listrik Tahun Ini

Muhammad Idris - detikFinance
Rabu, 08 Nov 2017 18:12 WIB
1.096 Desa Dapat Akses Listrik Tahun Ini
Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Wawan Supriatna/Foto: Dok ESDM
Makassar - Di penghujung tahun 2017, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis mampu mengejar target menerangi 1.096 desa yang tersebar di seluruh Indonesia. Desa-desa tersebut selama ini gelap gulita lantaran belum teraliri setrum.

Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Wawan Supriatna, mengungkapkan peningkatan elektrifikasi tersebut digenjot dengan memperbanyak Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

Selain kebutuhan listriknya yang relatif tak besar, kedua jenis pembangkit itu juga ideal untuk pemenuhan listrik di daerah terpencil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Energi adalah instrumen mewujudkan keadilan sosial, yakni energi harus tersedia, merata, dan terjangkau," ujar Wawan dalam keterangan tertulis, Rabu (8/11/2017).

Wawan mengatakan itu saat di depan perwakilan Dinas ESDM se-Indonesia dalam kegiatan Penyusunan Rasio Elektrifikasi, Rasio Desa Berlistrik, dan Konsumsi Listrik per Kapita Nasional Semester II Tahun 2017 di Makassar, hari ini.

Wawan meyakini, target pembangunan PLTS dengan kapasitas 3.380 kW, dan PLTMH dengan kapasitas 2.022 kW yang rampung tahun ini, masing-masing akan mampu melistriki 10.315 KK yang berada di 62 desa dan menerangi 80.332 KK yang berada di 1.034 desa.

Wawan menambahkan, saat ini pemerintah juga berupaya untuk menerangi 80.332 rumah di 5 provinsi melalui pembagian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) yang saat ini masih dalam proses pelaksanaan. Paket LTSHE akan dibagikan kepada masyarakat lokal daerah yang berada di kawasan 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) yang jauh dari jangkauan PLN, sehingga sumber energi utama yang dapat diandalkan murni dari tenaga surya.

"Kita semua berharap program ini dapat berjalan lancar dan mampu memenuhi kebutuhan listrik di daerah 3T, sehingga dapat mendorong pencapaian salah satu visi Kementerian ESDM yakni mewujudkan pemerataan akses listrik demi terwujudnya energi berkeadilan di Indonesia," ungkap Wawan.

Untuk program peningkatan EBT di Kementerian ESDM sendiri meliputi penambahan kapasitas pembangkit dari PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) dan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), penyediaan akses energi modern, dan mengurangi subsidi BBM untuk PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel), mengurangi emisi gas rumah kaca, dan penghematan energi.

Gaya Hidup Hemat Energi

Secara khusus, Kementerian ESDM juga terus melakukan kampanye gaya hidup hemat energi pada masyarakat. Salah satunya menggaungkan 3M yang merupakan kependekan dari mematikan lampu jika tak digunakan, mencabut kabel, dan mengatur suhu pendingin udara menjadi 25 derajat celcius.

Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana, mengungkapkan perilaku hemat energi sebenarnya dapat dilakukan dengan cara sederhana dan tidak memerlukan biaya.

"Cukup matikan lampu saat tidak digunakan, ini harus terus dibiasakan biar jadi budaya," ujar Rida.

Saat ini, lanjut Rida, pemerintah terus melakukan kampanye "Potong 10%". Menurutnya, perilaku hemat energi ini menguntungkan bagi masyarakat yang bersangkutan karena berkaitan dengan penurunan biaya listrik. Selain itu, akan memudahkan pemerintah dalam melakukan distribusi listrik lebih merata ke seluruh Indonesia.

"Apabila kita hemat listrik, energi tersebut bisa dialirkan untuk masyarakat yang belum menikmatinya. Kita diingatkan berhemat agar masyarakat yang belum menikmati listrik kebagian. Hemat energi juga bisa mengandung makna keadilan," pungkas Rida.

Sekedar informasi, Kementerian ESDM juga menggelar Lomba Hemat Energi yang berhadiah total Rp 350 juta yang melibatkan sekolah-sekolah di 5 kota yaitu Palembang, wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Denpasar. Perhelatan ini bertujuan untuk menanamkan rasa kepedulian para siswa terhadap konservasi energi dan menjadi motor penggerak budaya hemat energi di masa depan. (mpr/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads