Begini Kesiapan Pertamina Kelola Blok Mahakam Awal Tahun Depan

Begini Kesiapan Pertamina Kelola Blok Mahakam Awal Tahun Depan

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 09 Nov 2017 15:38 WIB
Foto: Hasan Al Habshy
Jakarta - Kontrak Total E&P Indonesie, operator Blok Mahakam akan berakhir pada 31 Desember 2017. Selanjutnya Pertamina akan menjadi pemegang utama atas saham di blok tersebut.

Saat ini, Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) siap melaksanakan pengelolaan di Blok Mahakam. Kesiapan tersebut sebagai bagian dari langkah strategis perusahaan dalam mendorong ketahanan energi nasional.

Setidaknya dari Blok Mahakam, Pertamina akan memberikan tambahan kontribusi sebesar 24% dari total produksi migas nasional.

"Pertamina siap insya Allah, merasa kuat saya ada kawan-kawan di sini," kata Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Bambang Manumayoso dalam jumpa pers, Kamis (9/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus untuk Mahakam, PHI telah menyiapkan berbagai strategi untuk tetap menjaga produksi migas dengan memastikan keberlangsungan kegiatan pemboran dan Well Intervention di wilayah kerja Mahakam pada saat peralihan dari Total E&P Indonesie (TEPI) ke Pertamina pada 1 Januari 2018.

PHI juga telah menyelesaikan 5 rencana pengembangan lapangan/ POFD (Plan OF Further Development) di tahun 2017 untuk mendukung kegiatan pemboran pada tahun 2018, serta melaksanakan optimalisasi pengadaan rig dan material untuk menunjang kegiatan pemboran. Pengelolaan blok Mahakam nantinya akan dilaksanakan oleh Pertamina Hulu Mahakam yang merupakan anak usaha dari Pertamina Hulu Indonesia.

"Ada dua hal penting menjadi challenge Pertamina bagaimana menjaga produksi nasional. Kedua bagaimana Pertamina menunjukkan kita Pertamina bisa dengan relatif low cost," ujar Bambang.

Untuk mendukung pengeboran tersebut, Pertamina telah menginvestasikan dana sebesar US$ 160 juta.

"Kami optimis bisa menjaga tingkat produksi di Blok Mahakam, dimana telah melakukan pengeboran 11 sumur di Tunu dan Handil Field, dari 15 sumur yang akan dibor Pertamina hingga tahun 2018," jelas Bambang.

Sampai saat ini, Pertamina siap mengelola Blok Mahakam sendiri dengan rincian 90% dan 10% participating interest (PI) melalui BUMD. Pertamina akan mengelola Blok Mahakam mulai 1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2037 mendatang dengan cadangan 57 juta barel minyak (MMBO) minyak ditambah 4,9 TSCF gas.

Salah satu contoh keberhasilan Pertamina mengelola blok migas pasca terminasi antara lain ketika Pertamina mendapatkan hak operatorship untuk lapangan Offshore North West Java - ONWJ pada tahun 2009. Setelah lima tahun berjalan, blok di Pantai Utara Jawa Barat tersebut mencatatkan trend peningkatan produksi hingga 12%.

Di mana produksi migas dari 23,1 MBOPD pada tahun 2009, meningkat menjadi 40,3 MBOPD. Demikian halnya dengan pengelolaan blok West Madura Offshore (WMO) yang diambil alih dari Kodeco pada 2011. Dalam kurun waktu empat tahun, Pertamina mampu meningkatkan produksi sebesar 14%, yakni dari 13.7 MBOPD di tahun 2011 menjadi 20.3 MBOPD.

Bambang menambahkan, selain mengelola Blok Mahakam, Pertamina melalui PHI juga siap untuk mengelola beberapa blok terminasi lainnya, seperti Sanga-sanga dan Attaka, serta Integrasi Tengah-K. Menurutnya upaya tersebut sebagai langkah strategis Pertamina sebagai perusahaan migas nasional (National Oil Company/NOC) yang mengemban tugas dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Pertamina yakin sumber daya manusia Indonesia mampu melaksanakan amanat menjaga ketahanan energi Indonesia.

"Para pejuang energi di Blok Mahakam adalah bangsa kita sendiri. Setelah diambil alih Pertamina, rasa nasionalisme mereka akan lebih kental. Karena mereka turut menjaga ketahanan energi bangsa," kata Bambang.

Hingga saat ini proses peralihan status pekerja sudah hampir selesai, 98% pekerja akan langsung bergabung dengan Pertamina, sementara sisanya memasuki masa pensiun dan alasan pribadi. (ara/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads