Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 180 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun, dengan asumsi pendapatan sekitar US$ 23 juta atau Rp 310 miliar per tahun.
Penandatanganan kerja sama disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (28/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Arcandra menambahkan, dalam proyek ini nantinya PT PJB memiliki andil sebesar 51%, sedangkan sisanya diberikan kepada Masdar. Dirinya menginginkan agar biaya pokok produksi (BPP) dapat ditekan agar harga jual listrik bisa ikut rendah.
"Ekuitas 70%, 30% project finance, dari sisi korporasinya, nanti ini dimiliki oleh PT PJB 51%, Masdar 49%. (BPP) Maunya pemerintah, seperti yang ada di Permen, harus dibawah US$ 6,5 sen /kWh," katanya
Proyek ini diharapkan dapat mendorong langkah pemerintah yang berkomitmen agar dapat porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025.
"Pada intinya, target pemerintah sesuai energi mix, 23% di 2025 dengan ada tambahan 200 MW semoga bisa kita capai targetnya," tutur Arcandra.
Penandatangan ini sendiri merupakan tindak lanjut dari MoU antara PT PJB dan Masdar 16 Juli 2017 di Abu Dhabi, tentang Development of Renewable Large Scale Power Projects in the Republic of Indonesia.
Adapun proyek yang dikembangkan adalah Floating Photovoltaic Solar Power Plant dengan kapasitas 200 MW di waduk Cirata milik PT PJB. Feasibility dan Grid interkoneksi study telah selesai di akhir September 2017 dan telah diserahkan kepada PT PLN (Persero). Direncanakan pelaksanaan Power Purchaes Agreement (PPA) akan dilakukan pada akhir tahun 2017.
Untuk tahap I sebesar 50 MW, direncanakan akan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada kuartal kedua tahun 2019. Sementara untuk tahap 2 hingga 4 sebesar 150 MW direncanakan COD pada kuartal pertama tahun 2020. (hns/hns)