"Pertama ada hal yang sangat prinsipil bahwa perguruan tinggi tidak dapat sendirian. Tapi dalam rangka mengembangkan energi harus berkolaborasi dengan pemerintah dan industri," ujar Kadarsah, usai berkunjung ke Shanghai Jiao Tong University (SJTU) Shanghai, China, Senin (4/12/2007).
Menurut Kadarsah, di SJTU dana riset dari pemerintah 40 persen, swasta 60 persen. PT hanya menjalankan semua riset.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, penelitian di PT harus didedikasikan untuk ikut membantu memecahkan masalah di industri. Selain itu, inovasi kunci kemajuan industri.
Inovasi harus dikolaborasikan dengan PT. Hal ini karena yang ada di dunia riset kalau tidak dikaitkan dengan industri maka semua akan berakhir di kertas.
"Supaya bisa diimplementasikan maka riset harus memiliki keterkaitan dengan masalah industri yang dihadapi," kata Kadarsah.
Sedangkan Rektor IPB terpilih Arif Satria mengatakan, kerja sama swasta dengan SJTU perlu ditiru. Bahkan menurutnya, pihak SJTU menyebutkan riset yang dimiliki setiap departemen US$ 23 juta.
Dana sebesar itu, lanjut Arif, 60 persen dari swasta, 40 persen dari pemerintah. Hal ini menunjukkan swasta dan industri percaya pada peneliti yang ada di kampus.
"Ini yang harus kita tiru dan saya kira di Indonesia kita harus meningkatkan antara kampus dengan industri," kata pria yang akan dilantik pada 15 Desember 2017 ini.
Dalam pertemuan tersebut, hadir juga Rektor ITS Joni Hermana, Rektor Universitas Udayana Anak Agung Raka Sudewi, perwakilan Rektor UI Bambang Wibawarta, dan perwakilan dari Undip serta UGM.
Dari PLN dipimpin oleh Direktur Bisnis area Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko Rahardjo Abumanan, General Manager PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan R Bambang Anggono dan Direktur Human Capital Management PLN Muhammad Ali. (nwy/mkj)