RI Jajaki Kerja Sama Energi Terbarukan dengan China

Laporan dari Jiangsu

RI Jajaki Kerja Sama Energi Terbarukan dengan China

Niken Widya Yunita - detikFinance
Selasa, 05 Des 2017 23:25 WIB
Foto: Niken Widya Yunita/detikcom
Shanghai - Dirut PLN Sofyan Basir melakukan studi banding ke Perusahaan Dongfang Huanseng Povoltaic di Jiangsu, China. Hal ini untuk mencari harga murah energi baru terbarukan (EBT).

Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2017. Permen yang telah disempurnakan dengan Permen ESDM Nomor 50 Tahun 2017 tersebut mengatur harga listrik EBT menjadi lebih efisien. Penerapan Permen tersebut ternyata disambut baik oleh para pengembang EBT.

PLN serius meningkatkan pemanfaatan pembangkit listrik berbasis EBT, salah satunya terlihat dari sejumlah penandatanganan PPA (Power Purchase Agreement) yang dilakukan oleh PLN bersama pengembang dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dimana jumlahnya telah mencapai 1200 MW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PLN melakukan studi langsung ke sejumlah pabrikan pembangkit energi baru terbarukan, salah satunya dengan mengunjungi parusahaan Dongfang Huanseng Povoltaic di China.


Selain Dirut PLN, kunjungan itu diikuti pula Direktur Keuangan Sarwono, Direktur Perencanaan Syofvi Felienty, Direktur Pengadaan Supangkat Iwan Santoso, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara Djoko Raharjo Abumanan dan Direktur Human Capital Management Muhamad Ali. Kunjungan tersebut juga turut dihadiri sejumlah rektor dan universitas ternama di Indonesia dan para Akademisi.

Kunjungan ini dilakukan dalam rangka studi banding tentang kualitas dan harga, hal ini demi mendapatkan harga yang terbaik langsung dari perusahaan.

"Saat ini dalam rangka benchmark dan melihat secara langsung kualitas barang yang ditawarkan dari beberapa perusahaan. Upaya ini dilakukan agar PLN bisa mendapatkan harga kompetitif, terendah dengan kualitas terbaik. Harapannya dengan harga murah ini nantinya bisa menekan BPP PLN, terutama untuk EBT," terang Sofyan.


Saat ini PLTS telah memiliki posisi yang strategis dalam pemenuhan energi global. Khususnya dalam 10 tahun terakhir. Teknologi yang semakin maju dan keekonomian yang semakin bagus membuat teknologi ini semakin diminati sebagai salah satu opsi yang sangat menarik dalam kaitannya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik global secara bekersinambungan dan ramah lingkungan.

Dari tahun ke tahun tingkat efisiensi solar cell mengalami kenaikan terus menerus dan ada pabrikan yang sudah bisa dengan teknologi PERC (Passivated Emitter and Rear Cell), dengan teknologi ini tingkat output yang dihasilkan akan lebih tinggi.

Sebelumnya melalui anak perusahaan, PLN juga telah melakukan MOU terkait rencana pembangunan pembangkit listrik PLTS Terapung sebesar 200 MWp yang rencananya dibangun di Cirata.

Keuntungan PLTS terapung adalah output energi dari PLTS terapung lebih besar kurang lebih 10% dibanding PLTS yang dipasang di darat. Karena temperataur di air lebih rendah, dan menyebabkan output energi PLTS lebih besar. Selain itu, PLTS terapung akan menurunkan evaporasi air di waduk, atau dengan kata lain mempu mengkonservasi air untuk pembangkit listrik. (nwy/hns)

Hide Ads