Salah satu agen elpiji di kawasan Jalan Surapati merasakan kelangkaan gas 3 kilogram tersebut. Sudah dua hari, pangkalan gas miliknya tak kunjung mendapat pasokan dari Pertamina.
"Kebetulan sudah dua hari stok kosong. Belum dapat kiriman lagi," kata Rohmat (41) kepada detikcom, Kamis (7/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan biasanya dalam sepekan, depot miliknya mendapatkan kiriman dari Pertamina sebanyak empat kali. Namun, dua pekan terakhir, intensitas pengiriman menurun.
"Biasanya kan 4 kali seminggu pengiriman, sekarang mah enggak tentu. Jadi warga banyak yang sudah antre, tapi taunya enggak ada kiriman," ungkap dia.
Menurutnya warga yang datang ke depot Elpiji miliknya berasal dari beberapa daerah di sekitar Jalan Surapati. Sehingga, tak aneh apabila saat barang datang langsung habis dibeli masyarakat.
"Di sini mah setiap barang (Elpiji) datang langsung habis. Soalnya yang beli dari mana-mana. Tempatnya pas perbatasan sama murah juga cuma Rp 18.500," kata Rohmat.
Salah seorang warga Yeni (35) harus menelan kekecewaan lantaran tak kunjung mendapatkan si melon. Ia mengaku sudah berkeliling untuk mencari Elpiji 3 kilogram namun tak kunjung dapat.
"Saya udah muter-muter dari Cigadung tapi enggak dapat. Katanya di sini (Surapati) ada, tapi tahunya habis juga. Sudah dari kemarin cari belum dapat juga," kata Yeni.
Kelangkaan si melon nampaknya membuat masyarakat lelah. Sebagian masyarakat secara perlahan beralih menggunakan Bright atau gas 5,5 kilogram. Pemandangan itu yang terlihat di distributor di Jalan Burangrang Bandung.
Terlihat beberapa warga yang datang membawa dua tabung Elpiji 3 kilogram yang ditukar dengan satu tabung Bright 5,5 kilogram. Mereka menukarnya lantaran jengah dengan si melon yang langka.
"Gas 3 kilogram mah langka sekarang, ya sudah saya tukar saja sama yang pink (Bright)," kata Syarif (40).
Elpiji 3 kg juga langka di daerah Anda? Laporkan kepada kami di redaksi@detikfinance.com (dna/dna)