Dirjen Mineral Batu Bara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, mengatakan walaupun realisasi produksi batu bara lebih tinggi dari target RPJMN, namun hasilnya masih lebih rendah dibanding target rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) 2017 yang telah diajukan para perusahaan batu bara.
Untuk produksi batu bara tahun 2017, realisasi dari RKAB yang sudah ditentukan 477 juta ton ternyata terealisasi 461 juta ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk tahun ini, Gatot mengatakan, produksi sesuai RPJM sebanyak 425 juta ton. Gatot menjelaskan, untuk mengendalikan produksi agar tak berlebih pemerintah menetapkan batas produksi di 2018 sebesar 5% lebih tinggi dari realisasi 2017.
"Untuk tahun 2018 pemerintah memberikan toleransi kemungkinan penyampaiannya 5% dari tahun 2017. Kira-kira 485 juta ton. Kita berharap dengan pemanfaatan domestik yang meningkat," katanya.
Dari pencapaian produksi batu bara di tahun 2017 sebanyak 461 juta ton, 97 juta ton di antaranya dimanfaatkan di dalam negeri. Sedangkan target pemanfaatan batu bara dalam negeri di tahun 2017 mencapai 121 juta ton.
"Kemudian untuk pemanfaatan batu bara domestik, ini masih belum sesuai dengan target, yang mana pada tahun 2017 seharusnya 121 juta ton, dan terealisasi 97 juta ton. Banyak faktor yang mempengaruhi ya, antara lain mungkin masih belum mulainya PLTU dan beberapa industri yang mengalami kendala," pungkasnya. (hns/hns)