Ke depannya, pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian hasil tambang ini akan terus bertambah. Bambang juga menjelaskan bahwa beberapa smelter saat ini sedang tahap pembangunan.
Perkembangan pembangunan ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu dengan progres 50-100% dan juga smelter dengan progres pembangunan 0-50%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling banyak adalah nikel. Nikel sendiri smelter yang dibangun itu kurang lebih 30 smelter," tutur Bambang dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Selain nikel, bauksit juga akan mendapatkan tambahan smelter. Saat ini ada 4 perusahaan yang sedang membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian bauksit dengan progres pembangunan sebanyak 0 - 50%.
Tidak hanya itu, smelter timbal dan zink juga sedang dibangun oleh 3 perusahaan dengan rincian 2 perusahaan membangun dengan progres 0 - 50% dan 1 perusahaan membangun dengan progres 50 - 100%.
Fasilitas pengolahan dan pemurnian besi juga sedang dibangun oleh 2 perusahaan, masing-masing dengan progres 50 - 100% dan 0 - 50%. Di samping itu, juga akan ada 2 tambahan smelter tembaga yang saat ini sedang dibangun dengan progres 0 - 50%.
"Jadi kalau kita lihat total semua smelter yang ada di Indonesia kurang lebih sekitar 50 perusahaan yang sudah membangun smelter dari 6 komoditi, yang paling banyak adalah nikel," tutup Bambang. (ara/eds)