Menteri ESDM Ignasius Jonan menerangkan, pada APBN 2018 subsidi listrik sebesar Rp 52,66 triliun. Sementara, realisasi sampai Mei 2018 sebesar Rp 18,96 triliun.
"APBN 2018 itu Rp 52,66 triliun sampai bulan Mei Rp 18,96 triliun misalnya dianggap Rp 21-22 triliun sampai pertengahan tahun jadi alokasinya subsidinya masih mencukupi," kata dia di Komisi VII DPR RI Jakarta, Selasa (5/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk RAPBN 2019, kami mengusulkan Rp 53 triliun sampai 58 triliun dengan asumsi adanya ICP US$ 60 per barel walaupun memang konsumsinya rendah, makin lama makin kecil konsumsi BBM. Namun asumsi kurs diasumsikan Rp 14 ribu jadi ada kenaikan 3-4% kurs dibanding APBN 2018," ungkapnya.
Selain itu, pemerintah juga berencana menaikan volume BBM bersubsidi tahun depan. Di mana, untuk BBM subsidi di tahun 2018 sebesar 16,23 juta kiloliter (KL) menjadi 16,76 juta KL hingga 17,18 juta KL.
Jonan menerangkan, dari 16,76 juta KL-17,18 juta KL terdiri dari minyak tanah 0,59 juta KL-0,65 juta KL dan solar 16,17 juta KL-16,53 juta KL.
Selain itu, volume LPG 3 kg juga akan ditingkatkan dari 6,45 juta metrik ton di dalam APBN 2018 menjadi 6,825-6,978 juta metrik ton.
"Usulan kita RAPBN 2019 itu antara 6,8 sampai 6,9 juta metrik ton karena ada perluasan penggunaan LPG di wilayah timur," tutupnya. (ang/ang)











































