Anggota Komite BPH Migas Muhammad Ibnu Fajar mengatakan, pemeriksaan itu masih berlanjut. Dia menuturkan, belum diperiksanya semua SPBU karena lokasinya sampai ke polosok.
"Ini masih on progres karena wilayah jauh, kita bentuk tim paling 1 hari 2 SPBU karena jauh-jauh, karena wilayah-wilayah pelosok bukan di kota. Ini SPBU yang rebound bukan hanya di kota tapi wilayah yang jauh," kata dia di Kantor BPH Migas Jakarta, Kamis (28/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, perlu waktu untuk mengecek SPBU-SPBU tersebut. Dia menargetkan pengecekan rampung bulan ini.
"Saya sampai ke Pandenglang 6 jam sampai dari Banten, itu yang menyebabkan perlu waktu ngecek ke SPBU yang rebound tadi. Tapi 571 informasi Pertamina disalurkan, (Premium) ini pengecekan kita, pengawasan kita," jelasnya.
Ditanya perihal sanksi yang belum menyalurkan Premium, Ibnu tak menerangkan secara rinci. Dia hanya mengatakan, yang terpenting setiap kabupaten kota menyalurkan Premium.
"Kita belum bicara ke situ, tapi yang pasti kuota yang ditetapkan BPH Migas kan per kabupaten kota, kalau tidak ada kabupaten kota ditetapkan BPH Migas kita wajibkan itu, harus ada, bukan SPBU tapi kabupaten kota. Yang kita monitoring selama ini kita sampling per kabupaten kota ada yang di Jamali," tutupnya.