Kebun Angin Terbesar RI Resmi Beroperasi

Kebun Angin Terbesar RI Resmi Beroperasi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 03 Jul 2018 08:44 WIB
Kebun Angin Terbesar RI Resmi Beroperasi
Foto: Sylke Febrina Laucereno
Sidrap - Presiden Joko Widodo telah meresmikan operasional pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Sidrap. 'Kebun angin' Sidrap ini berkapasitas 75 MW resmi masuk ke sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan pada April 2018.

"Mengucap Bismilah saya resmikan PLTB 75 megawatt ini," kata Jokowi sembari menekan sirene tanda diresmikannya 'kebun angin' Sidrap ini di lokasi, Sidrap, Senin (2/7/2018).

Setelah melakukan penekanan sirene, Jokowi langsung menuju sebuah prasasti untuk melakukan penandatanganan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa tujuan pembangunan 'kebun angin' ini? berikut ulasannya:
Pemerintah membangun pembangkit listrik angin ini untuk meningkatkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 23% dari total bauran energi nasional pada 2025.

Saat ini sebanyak 30 Wind Turbin Generator (WTG) yang terpasang pada PLTB Sidrap telah menghasilkan energi listrik untuk Sistem Sulawesi Bagian Selatan. Pembangkit yang berlokasi di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan ini menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 40 persen dan menyerap sekitar 1150 tenaga kerja.

Di lahan seluas 100 hektar, telah terpasang 30 turbin yang memiliki ketinggian 80 meter dan baling-baling sepanjang 57 meter. Daerah ini kini menjadi salah satu wisata untuk masyarakat di Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 150 km dari Kota Makassar.

Selain PLTB Sidrap, kelistrikan di Sulawesi Bagian Selatan juga akan dipasok oleh PLTB Tolo, Jenepoto milik Independent Power Producer (IPP) berkapasitas besar yakni 72 MW di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

PLTB ini memiliki 20 turbin dengan kapasitas masing-masing mencapai 3,6 MW. Proses pengangkutan material turbin dari Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar ke lokasi site melalui medan yang cukup sulit dikarenakan panjangnya truk khusus pengangkut kincir PLTB. Bilah kincir berukuran 64 meter dengan lebar 5 meter, sedangkan tinggi tiangnya mencapai 185 meter.

Secara teknologi, PLTB Tolo, Jeneponto memiliki kemampuan yang sama dengan PLTB Sidrap. Namun energi listrik yang dihasilkan per turbin lebih besar dibanding PLTB Sidrap karena perbedaan kondisi angin di masing-masing lokasi.

Presiden menyebut dengan beroperasinya 'kebun angin' raksasa ini diharapkan bisa mendorong target elektronifikasi Indonesia.

Dalam sambutannya Jokowi mengungkapkan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk urusan pembangkit listrik. Saat ini Indonesia telah memiliki sejumlah pembangkit listrik tenaga uap yang kenggunakan bahan bakar batu bara. Tapi ke depan Indonesia akan terus mendorong energi baru terbarukan (EBT).

Menurut Jokowi banyak sumber EBT yang bisa dikaji pembangunannya. Antara lain geothermal, matahari, angin dan air.

Menurut dia pembangunan ini akan terus dikembangkan. Misalnya saat ini di pulau Jawa bagian selatan hingga ke timur memiliki potensi yang besar.

"Di Jawa bagian selatan dan timur, informasi yang saya terima sangat bagus untuk membangun PLTB. Memang, investasi seperti ini awalnya tinggi, tapi lama kelamaan akan semakij murah," kata Jokowi saat meresmikan PLTB Sidrap, Senin (2/7/2018.

Dia menjelaskan, untuk PLTB bisa semakin murah karena tak membutuhkan bahan bakar fosil seperti PLTU.

"Karena ini tidak perlu ada supply seperti PLTU yang setiap hari bakar batu bara. Ini tidak dan supply bisa makin besar," kata dia.

Jokowi mengatakan, jika proyek pembangkit listrik baru sudah selesai maka akan menciptakan iklim kompetisi. Nah ini disebut akan membuat harga semakin turun dan bisa menciptakan daya saing.

"Kompetisi akan membuat harga listrik semakij turun, nanti akan ada daya saing terutama industri kita dengan negara lain. Arahnya ke sana," jelas dia.

Pembangkit ini berlokasi di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan ini menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 40 persen dan menyerap sekitar 1150 tenaga kerja.

Harga jual listrik disebut harus sesuai dengan harga pasar dan tak bisa diintervensi. "Ya itu harga pasar, kita tidak boleh beri intervensi. Inikan investor tak mungkin teken kalau mereka tak untung," kata Jokowi usai peresmian PLTB Sidrap, Sulawesi Selatan, Senin (2/7/2018).

Dia mengungkapkan, dengan banyaknya kompetisi antar investor maka banyak kompetisi untuk membuat harga jual menjadi lebih murah. Jokowi mengungkapkan saat ini banyak yang antre untuk investasi di bidang energi baru terbarukan ini.

"Ada banyak, ngapain diberikan insentif kan yang antre banyak. Izinnya saja yang masih ruwet, itu yang perlu diselesaikan agar izin lebih mudah dan gampang," kata Jokowi.

Pemerintah membangun pembangkit listrik angin ini untuk meningkatkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 23% dari total bauran energi nasional pada 2025.


Selain PLTB Sidrap peresmian ini terdiri dari:
1. Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap (75 MW)
2. Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Punagaya (2x100 MW)
3. Pengoperasian PLTU IPP Jeneponto Ekspansi (2x135 MW)
4. Peletakan batu pertama (groundbreaking) PLTU Sulsel Barru-2 (100 MW)
5. Groundbreaking Pembangkit Listrik tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk (40 MW)
6. Groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto 72 MW (groundbreaking)

Pembangunan keenam proyek melibatkan Tenaga Kerja Dalam Negeri (TKDN). Total penyerapan tenaga kerja sebanyak 5.400 orang.

"Hal ini tentu akan memberikan multiplier effect yang besar bagi masyarakat. PLTB Sidrap misalnya, penyerapan tenaga kerja sebesar 1.150 orang, meliputi 1.100 pada saat konstruksi dan 50 pada saat operasi. Serta material pondasi dan tiang-tiang buatan lokal" Ungkap Sofyan Basir.

Sofyan menambahkan yang terpenting dengan beroperasi 3 pembangkit listrik total 545 MW ini bisa meningkatkan pelayanan PLN untuk mencukupi kebutuhan listrik warga Sulawesi.

Dibangun di atas lahan seluas 100 hektar, PLTB Sidrap terdiri dari 30 turbin setinggi 80 meter (m) dengan panjang baling-baling 57 m. Memiliki kapasitas 75 MW, PLTB Sidrap diproyeksikan mampu melistriki 70.000 pelanggan di Sulsel dengan daya listrik rata-rata 900 VA. Dengan adanya PLTB tersebut tentunya akan memperkuat sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan sehingga cadangan daya sistem Sulsel sebanyak 500 MW di tahun 2018.

Saat ini PLN Wilayah Sulselrabar melayani sebanyak 2,7 Juta Pelanggan dengan Sistem kelistrikan yang memiliki daya mampu 1.600 MW serta beban puncak 1.100 MW pada sistem Sulbagsel. Dengan demikian PLN masih memiliki cadangan daya 500 MW yang dapat memasok ke pelanggan. Seiring dengan telah masuk sistem beberapa pembangkit baru, pada 2018, cadangan daya lebih dari 500 MW.

"Sulawesi Bagian Selatan memiliki cadangan daya atau reserve margin sebesar 30 persen. Daya listrik yang cukup ini diharapkan dapat menarik investor," ungkap Sofyan.

Terkait pogres Program 35.000 MW, hingga Juni 2018, total daya pembangkit yang telah terkontrak sebesar 32.281 MW. Pembangkit yang beroperasi sejak 2015 secara keseluruhan sebesar 9.016 MW. Khusus program 35.000 MW, pembangkit yang beroperasi sebesar 2.114 MW dan yang masih proses konstruksi sebesar 16.686 MW. PLN akan terus meningkatkan rasio elektrifikasi untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat secara merata.


Yusuf, warga Desa Lainungan, Sidrap, berharap, pertambahan proyek-proyek pembangkit khususnya PLTB Sidrap dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Mudah-mudahan dengan adanya PLTB ini, layanan PLN dapat lebih baik lagi dan bisa merekrut pekerja-pekerja di Desa Lainungan dan Mattitotasi," ungkap Yusuf.

Dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat secara maksimal, PLN juga membangun pembangkit dengan memanfaatkan potensi yang ada di wilayah setempat. Dalam hal ini, Sulawesi Selatan memiliki kerapatan angin yang tinggi, sehingga pembangunan PLTB sangat tepat di wilayah ini.


Hide Ads