Untuk diketahui, proses divestasi saham PT Freeport Indonesia hingga 51% dilakukan dengan mengambil alih 40% PI Rio Tinto di tambang Grasberg dan mengambil 9,36% saham Indocopper Investama yang juga dimiliki Freeport McMoran (FCX).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data yang dikutip detikFinance, jika Inalum hanya mengambil alih kepemilikan saham FCX hingga menjadi 51% maka tidak serta merta Inalum mengantongi pendapatan Freeport Indonesia dengan porsi yang sama. Pasalnya, masih ada hak partisipasi Rio Tinto 40% yang masih melekat. Dengan demikian maka secara riil penerimaan yang didapatkan Inalum hanya 31% dan FCX 29%.
Berbeda halnya jika Inalum membeli hak partisipasi Rio Tinto dan saham FCX, maka andil Rio Tinto di tambang Grasberg bisa berpindah tangan ke Inalum. Hak partisipasi tersebut dikonversi menjadi saham dengan besaran yang sama. Nantinya kepemilikan saham Indonesia melalui Inalum bisa mencapai 51% di Freeport Indonesia dengan mengambil tambahan saham Indocopper Investama.
Sebaliknya, jika 'ijon' Rio Tinto ini tidak diselesaikan akan berdampak pada pendapatan negara dari dividen karena mulai 2022 Rio Tinto akan langsung mendapatkan 40% hak dari produksi hingga 2041. Contoh jika produksi 100 ton, maka Rio Tinto akan langsung mendapat 40 ton, dan sisa 60 ton dibagi antara Indonesia dan FCX yang hasil akhirnya tercermin dalam dividen.
Saat ini FCX: Equity interest 90,64%; Economic interest 54,32%. Indonesia: Equity interest 9,36%; Economic interest 5,68%. RIO: Equity interest 0%; Economic interest 40%
Kalau membeli saham FCX, FCX Equity interest 49%; Economic interest 29%. Indonesia Equity interest 51% Economic interest 31%. Rio Equity interest 0%; Economic interest 40%.
(mul/ega)











































