Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan peluang tersebut tidak hanya untuk Chevron semata, melainkan perusahaan migas lainnya.
"Terbuka, dengan siapapun," kata Nicke saat acara FMB9 di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (1/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, untuk memitigasi teknologi dalam mengelola blok bisa diatasi dengan mencari partner, terutama pada sumur-sumur yang belum pernah dikelola oleh Pertamina.
"Alasan partnering itu mitigasi risiko. Apakah mitigasi risiko ini bisa sendiri atau sharing," jelas dia.
Selanjutnya, dengan bermitra juga bisa memitigasi risiko pendanaan. Pasalnya, Pertamina harus mengeluarkan sekitar US$ 70 miliar atau sekitar Rp 1.008 triliun (kurs Rp 14.413 per dolar AS) selama 20 tahun untuk mengelola wilayah kerja migas Rokan di Riau.
"Ada partner itu untuk mitigasi risiko pendanaan. Banyak yang minat kok, peluang partnership terbuka untuk mitigasi risiko," tutup dia.