Asisten Deputi Kemenko Perekonomian Dida Gardera mengatakan, dengan adanya aturan kendaraan harus memiliki standar Euro4 maka pelaku industri otomotif hanya perlu membuat mobil dengan standar yang sama.
"Kemarin itu untuk kita, ekspor itu sudah rata-rata Euro4 sehingga kita alami kesulitan, dan ke depannya mobil-mobil Indonesia kalau pakai Euro4 nggak kesulitan lagi ekspor," ujarnya dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja untuk dampak ekonominya seberapa besar, menurutnya itu perlu dikaji lebih mendalam, termasuk dampak dari sisi lingkungan terkait penurunan emisi.
"Ke depannya kita akan kaji seberapa besar penurunan emisi, dampak ekonomi dan lain lain," sebutnya.
Baca juga: Ingin Pakai BBM Euro4, RI 100% Harus Impor |
Namun dia memastikan akan ada penurunan biaya produksi kendaraan jika seluruh kendaraan sudah menerapkan standar yang sama, yakni Euro4, baik untuk dijual di dalam negeri maupun ekspor.
"Dulu harus di-upgrade khusus kendaraan kendaraan mau ekspor mesti ke Euro4, sekarang karena (kendaraan Euro4) akan diproduksi massal, jadi biaya, cost akan turun, harga keluar yang diekspor akan bersaing," tambahnya.
Saksikan juga video 'Keuangan Pertamina Seret, Tapi Harga BBM Kok Terus Ditahan?':
(ara/ara)