"WK SES merupakan salah satu penyumbang produksi migas terbesar di Indonesia. Kepercayaan Pemerintah menyerahkan pengelolaan WK ini ke Pertamina merupakan tantangan, dan kami siap menjawab tantangan tersebut dengan mencanangkan operational excellence" ujar Pelaksana Tugas Harian Direktur Utama PHE, Huddie Dewanto dalam keterangan tertulis, Jumat (31/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kinerja produksi minyak dan gas CNOOC SES Ltd. pada Juli 2018 adalah sebesar 30.673 barel per hari (bph) atau telah melebihi target Work Program & Budget (WP&B) 2018 yang ditetapkan pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) sebesar 30 ribu bph.
Di akhir tahun, WK SES diproyeksikan dapat mencapai produksi minyak bumi sebesar 31 ribu bph. Saat ini, komposisi Participating Interest di WK SES adalah CNOOC SES Ltd. 65,54%, PHE OSES sebesar 20,55%, PT Saka Energi Sumatera 8,91% dan PT GHJ SES Indonesia 5%.
Setelah alih kelola, Pertamina melalui anak usahanya, PT PHE Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) akan menjadi operator WK SES dengan kontrak bagi hasil Gross Split. PHE OSES akan memiliki 100% Participating Interest di WK SES.
Terkait penyertaan Participating Interest sebesar 10% kepada Pemerintah Daerah, Huddie menyebutkan bahwa Pertamina akan mendukung penuh keputusan pemerintah terkait hal tersebut.
"Alih kelola WK SES merupakan upaya Pertamina dalam mendukung ketahanan energi Indonesia dan memberikan nilai tambah bagi industri migas yang terus berkembang dengan terus mengedepankan aspek QHSSE," ujarnya. (mul/mpr)











































