"Kami sudah memikirkan untuk perbaiki refinery untuk lebih modern, setelah mengetahui bisa dikonversi jadi B100. Kalau memungkinkan dikonversi dengan bahan baku minyak kelapa sawit karena di Sumatera juga banyak," ujarnya dalam acara Indonesia Investment Forum yang jadi rangkaian IMF-World Bank Annual Meetings di Bali, Selasa (09/10/2018).
Kilang Dumai dan Plaju menjadi pilihan untuk memproduksi B100. Mengutip CNBC Indonesia, Kilang Plaju sendiri dibangun pada 1935, sementara Dumai pada 1972 dengan masing-masing kapasitas 125 ribu barel per hari dan 170 ribu barel per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rini juga sudah menjalin kerja sama dengan ENI untuk studi di dua kilang tua milik PT Pertamina (Persero) tersebut. Jika ini berhasil, katanya, bisa diandalkan untuk turunkan kebutuhan impor.
"Diharapkan bisa tawarkan solar B100 green energy, ini terbukti di Italia dimanfaatkan dan kualitas kekuatan energi sama bahkan lebih baik dari diesel," jelasnya. (ara/eds)