Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengatakan, proses masih sesuai target. Dia pun menepis proyek berjalan lambat.
"Kalau ada pertanyaan di luar JTB agak slowdown itu hoax. Itu adalah gambaran drone yang baru 7 November itu adalah aktivitas riil. Dan secara progress itu on the track. Kontruksi jalan, procurement sesuai dengan planing," kata dia di Patra Jasa Office Tower Jakarta, Jumat (9/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling utama lahan, di mana-mana terbentur lahan mau tol, infrastruktur. Tapi, kita tidak ada masalah lahan 100% lahan kita clear 165 ha, semuanya tidak ada masalah. Terdiri 3 tanah, private beres, tanah kas desa beres 100%, dan tanah Perhutani sudah beres 100%," jelasnya.
Proyek ini sendiri dimulai pada tahun 2017. Nilai investasinya sebesar US$ 1,5 miliar atau turun dari hitungan awal tahun 2016 yang mencapai US$ 1,7 miliar. Dari segi produksi gas, nantinya fasilitas ini bakal menghasilkan 192 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD).
"Tadinya 172 MMSCFD kita optimasi menjadi 192 MMSCD tanpa naik cost," ungkapnya.
Lanjutnya, proyek ini akan rampung pada kuartal II 2021 atau sekitar Juli 2021.
"Target kita adalah kuartal II 2021 kita harus salurkan gas. Yang penting, target kita adalah Juli 2021," tutupnya. (zlf/zlf)