.webp)
Dwi sendiri mengaku belum mendapatkan kabar terkait hal itu. Dia juga mengaku belum pernah dipanggil Presiden Joko Widodo terkait hal tersebut.
"Belum, kita lihat saja nanti bagaimana keputusan Presiden, bagaimana nanti kita lihat saja," ujarnya di Hotel Indonesia Kempinsky, Jakarta, Rabu (28/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, jika kabar itu benar, Dwi menganggap hal itu bukan tawaran melainkan tugas negara. Dengan begitu dia mengaku siap jika ditugaskan.
"Sebagai anak bangsa kalau ditugaskan dari Kepala Negara, ya tugas apa saja ya harus siap. Niatnya bagaimana mengabdi ke negara," ujarnya.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Dirut Semen Padang dan Semen Gresik itu diangkat menjadi Dirut Pertamina pada November 2014. Dwi kemudian berhenti menduduki posisi puncak Pertamina pada Februari 2017.
Setelah itu, Dwi mengaku hanya sibuk di dunia pendidikan. Dia mengajar di beberapa universitas seperti Universitas Andalas, Universitas Airlangga dan bekas kampusnya sendiri yakni ITS.
"Saya juga isi training di perusahaan perkebunan. Ya berbagai lembaga pendidikan biasanya minta saya untuk isi kebanyakan di bidang strategic mangement, kemudian market change and transformation, leadership, kemudian GCG dan manajemen konflik," tambahnya.
Dia juga aktif berorganisasi. Saat ini dia menjadi Ketua Ikatan Alumni ITS dan Ketua Umum Perguruan Perisai Diri Silat Nasional. Di bidang korporasi, Dwi mengaku masih berperan sebagai konsultan.
Tonton juga 'Polri, SKK Migas dan BPH Migas, Bersatu Berantas Mafia':
(das/zlf)
