Merah, Kuning, Hijau di Bisnis SPBU RI

Merah, Kuning, Hijau di Bisnis SPBU RI

Dana Aditiasari - detikFinance
Senin, 10 Des 2018 10:18 WIB
1.

Merah, Kuning, Hijau di Bisnis SPBU RI

Merah, Kuning, Hijau di Bisnis SPBU RI
Jakarta - Bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia tampak cukup menggiurkan. Bagaimana tidak, saat jumlah SPBU di Indonesia masih tergolong minim bila dibandingkan dengan jumlah penduduknya.

Direktur AKR Suresh Vembu menjelaskan, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sudah lebih dari 250 juta jiwa, jumlah SPBU yang tersedia dianggap masih kurang.

"Kalau kita lihat ya di seluruh Indonesia baru ada 7.000 pompa bensin, penduduknya 250 juta, kita lihat yang negara tetangga Malaysia, Thailand itu jumlah pompa bensinnya sudah lebih dari 15.000 sampai 20.000," ujarnya saat dihubungi detikFinance kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peluang inilah yang ditangkap sejumlah pemain di sektor migas untuk beramai-ramai menggarap bisnis SPBU di Indonesia.
Teranyar, adalah British Petroleum (BP) yang mendirikan SPBU pertamanya pada 28 november 2018 lalu. BP adalah perusahaan raksasa pertambangan migas asal Inggris yang memiliki kantor pusat di London.

Di Indonesia, BP Menggandeng PT AKR Corporindo untuk membentuk joint venture yang diberi nama PT Aneka Petroindo (APR) sebagai operator SPBU-nya.

Mengambil lokasi di kawasan De Latinos, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang, SPBU BP yang bangunannya berwarna mencolok hijau dan kuning cerah itu, menawarkan bahan bakar berkualitas yang menyesuaikan dengan karakteristik kendaraan produksi baru berstandar Euro 3 dan 4.

Dari pantauan detikFinance, SPBU BP mempunyai 4 jenis bahan bakar dengan oktan di atas 90. Bahan bakar tersebut yakni BP 90, BP 92, BP 95 dan BP diesel.

Bahan bakar tersebut dijual dengan harga yang bervariasi, BP 90 yang setara pertalite dijual dengan harga Rp 9.950, lalu BP 92 yang setara pertamax dijual Rp 10.800.

Kemudian ada BP 95 setara pertamax plus seharga Rp 12.350 dan terakhir BP diesel Rp 12.150. BP tidak menjual BBM ron 88 setara premium.

Pihaknya punya alasan sendiri tidak menjual BBM ron 88 setara premium. menurutnya, BBM ron 88 sudah tidak cocok dengan jenis mesin pada kendaraan saat ini.

"Penjualan yang banyak di Indonesia yang 88 kan premium ya, tapi mobil-mobil baru yang sekarang euro 4 atau euro 3, itu butuh kualitasnya lebih tinggi oktannya lebih tinggi," tandas dia.

Sebelumnya, ada juga SPBU VIVO milik PT Vivo Energy. SPBU VIVO pertama berlokasi di Jalan Raya Cilangkap RT007/RW003 Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung Kota Administrasi Jakarta Timur. Lantas, dari mana asal SPBU VIVO.

Operasi SPBU VIVO sempat terkendala izin. Izin administrasinya dianggap tidak sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah, yaitu nama operator, PT Nusantara Energy Plant Indonesia (NEPI) tak sesuai nama SPBU, sehingga belum bisa mendapat izin sebagai penyalur BBM.

Saat ini, PT Nusantara Energy Plant Indonesia (PT NEPI) telah berganti nama menjadi PT Vivo Energy Indonesia sesuai dengan SK Menkumham nomor AHU-0021674.AH.01.02.TAHUN 2017 pada tanggaI 19 Oktober 2017.

SPBU VIVO saat ini telah memenuhi syarat administrasi yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, yakni mengubah nama sesuai dengan nama SPBU, serta logo sesuai SPBU.

Mengenai harga, Maldi mengatakan SPBU Vivo menyediakan 3 jenis BBM mulai dari Ron 88 yang dibanderol Rp 6.550 per liter, Ron 90 dengan harga Rp 7.500 per liter, dan Ron 92 dengan harga Rp 8.250 per liter, ketiga jenis BBM itu diberi nama Revvo.

Ada pula TOTAL adalah perusahaan minyak Prancis yang bermarkas di Paris.

Pada sektor hilir, TOTAL di Indonesia diwakili oleh PT TOTAL Oil Indonesia (TOI). TOTAL mulai mengembangkan usaha di sektor hilir pada awal 2003 melalui PT TOTAL Oil Indonesia, yang berawal dari bisnis pelumas yang didistribusikan secara nasional dengan merek TOTAL dan ELF.

TOTAL memulai pasar ritel (SPBU) pada tahun 2009.

PT Total Oil Indonesia menandai dimulainya bisnis bahan bakar ritel di Indonesia dengan dibukanya SPBU Total pertama di tahun 2009, berlokasi di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Kini dengan 18 SPBU yang tersebar di berbagai lokasi strategis di Jabotabek dan Bandung.

SPBU ini punya warna dominan merah dengan logo berbentuk lingkaran seperti bola dengan kombinasi warna hitam, merah kuning dan biru.

Ada pula Shell yang merupakan perusahaan migas multinasional yang berkantor pusat di Belanda dan terdaftar sebagai perusahaan di Inggris. Di Indonesia, Shell menjalankan aktivitas bisnisnya di sektor hulu dan hilir.

Di sektor hilir, aktivitas bisnis Shell meliputi BBM, pelumas untuk industri, otomotif dan transportasi, bahan bakar untuk industri kelautan, bahan bakar komersial dan bitumen. Di sektor hulu, Shell merupakan mitra strategis Inpex, operator Masela PSC yang meliputi lapangan gas Abadi.

Bisnis SPBU Shell pertama di Indonesia dimulai di Karawaci, Tangerang. Ciri khas SPBU ini adalah warna kuning dengan logo berbentuk cangkang mutiara sesuai dengan namanya 'Shell'.

Saat ini, Shell Indonesia memiliki 70 SPBU yang tersebar di Jabodetabek, Bandung dan Sumatera Utara dan telah mempekerjakan sedikitnya 270 karyawan.

Dari dalam negeri, ada BUMN migas yang memang punya tugas sebagai ujung tombak kebijakan migas di Indonesia. BUMN ini menjalankan penugasan berupa menjaga stabilitas harga BBM nasional.

Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968.

Lewat anak usaha PT Pertamina Retail, terhitung sejak Maret 2006, Perusahaan mulai mengelola dan mengoperasikan SPBU.

Hide Ads