Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN, Djoko Rahardjo Abumanan memaparkan penurunan beban listrik saat nataru mencapai sekitar 20%. Konsumsi keseluruhan dalam angka 27 gigawatt turun menjadi 22 gigawatt.
Djoko menambahkan beban puncak listrik yang digunakan hingga tahun baru sekitar 76% atau 4.350 megawatt saja. Hal ini lantaran banyak perkantoran dan pabrik yang tutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Djoko mengatakan di Nusa Tenggara Barat terutama di daerah Bima, pihaknya masih mewaspadai kondisi pasokan listrik. Lantaran ada pergantian mesin yang membuat pihaknya sengaja menonaktifkan listrik di malam hari.
"Hari ini pasokan listrik di Bima sekitar 4 - 5 megawatt karena ada interval pergantian mesin yang tadinya sewa kini diganti milik PLN, sehingga defisit pada malam hari tapi sekarang sudah mulai smoke atau pemanasan," imbuhnya.
Pada pergantian mesin itu, pihaknya memasang tiga mesin atau sekitar 20 megawatt dan sudah dilakukan transmisi. "Ini sekarang tinggal menunggu teknisinya saja karena masih berada di Sumbawa," katanya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pengamanan pasokan listrik terutama di tempat-tempat wisata dan ibadah. Sehingga Djoko menegaskan pekerja PLN juga akan standby selama 24 jam hingga tidak libur.
"Jadi kami tidak ada liburnya, kami tetap kerja karena kalau musim low season atau nataru ini kami manfaatkan juga untuk perbaikan, nanti 28-29 Desember kami perbaikan di Pacitan," pungkasnya.
Simak juga video 'Sampah Kiriman Penuhi Pantai Kuta':