"Ini untuk bisa sedini mungkin memberikan peringatan kepada daerah-daerah yang memiliki potensi rawan bencana, misalnya gempa atau potensi tsunami," ujarnya di Karang Asem, Bali, Rabu (26/12/2018).
Jonan juga mengimbau agar masyarakat juga diberikan pelatihan mitigasi bencana, terutama di wilayah-wilayah rawan bencana alam. Dengan begitu dipercaya bisa mengurangi potensi korban jiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin ada pelatihan kepada semua masyarakat terutama wilayah-wilayah berpotensi mengalami bencana di atas rata-rata sebaiknya ada penyuluhan. Apabila terjadi gempa atau tsunami itu apa yang harus dilakukan. Kita enggak pernah bisa tahu, oh minggu depan tsunami. Oleh karena itu lebih baik ada penyuluhan sehingga masyarakat bisa antisipasi," tambahnya.
Jonan juga menghimbau agar pemerintah kabupaten/kota bekerjasama dengan BMKG dan Badan Geologi melakukan penataan ulang, mana saja lokasi yang aman dijadikan tempat wisata. Mengingat pada bencana tsunami Selat Sunda kemarin, Tanjung Lesung menjadi salah satu wilayah paling terdampak.
"Saya pikir menurut saya penting ditata kembali mana wilayah-wilayah yang bisa buat pariwisata mana yang tidak. Kalau harus buat pariwisata mitigasinya apa, apa yang harus dilakukan. Misalnya ada pengawas seperti baywatch, atau apa. Sehingga kalau ada tsunami atau bencana lain korban jiwanya bisa diminimalisir," terangnya.











































