General Manager Pertamina EP Asset I, Rizal Risnul Wathan mengatakan sumur baru ini dapat membantu peningkatan produksi minyak di Lapangan Migas Rantau menjadi 3.000 barel per hari.
"Saat ini produksi minyak Rantau Field sekitar 2.800 barel per hari. Ditargetkan menjadi 3.000 barel per hari pada pertengahan Januari 2019," ungkap Rizal di lokasi sumur RNT-SZ24, Sabtu (29/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RNT-SZ24 merupakan salah satu sumur di lapangan migas Rantau, di Aceh Tamiang, Nangroe Aceh Darussalam. Sumur yang rencananya akan dibor sedalam 600 meter ini diproyeksikan dapat menambah potensi cadangan minyak sebesar 2 juta barel di lapangan migas Rantau.
Menurut Rizal, hingga kini cadangan minyak di lapangan Rantau ada sebanyak 40 juta barel. Jumlah tersebut bisa bertambah dua juta barel dari kegiatan peboran sumur RNT-SZ24.
"Cadangan minyak Rantau Field sekarang mencapai 40 juta barel. Kalau jadi bisa nambah 2 juta dari sumur baru ini," ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf sempat khawatir dengan cadangan minyak di lapangan Rantau. Dia mengatakan seniornya di Pertamina sering bercerita minyak di lapangan Rantau akan habis dalam 20 tahun masa produksi.
"Awalnya, saya sempat takut juga, saya sering dengar cerita-cerita senior saya di sini, katanya mereka yang ada di tahun 80, Rantau ini bisa abis 20 tahun setelahnya. Cuma pas saya masuk, waktu tahun 2009-2012 saja bisa capai 5 ribu barel/tahun produksinya," cerita Nanang.
Nanang menambahkan dengan adanya penambahan dan pengembangan sumur minyak, hal ini dapat mengurangi pengeluaran devisa untuk impor minyak.
"Kita bisa mengurangi pengeluaran devisa negara dengan sumur-sumur ini. Sampai saat ini saja, Indonesia masih butuh minyak dari luar negeri hingga 8 ribu barel per hari, kalau dengan harga minyak terkini saja kita bisa mengeluarkan US$ 100 juta-150juta per hari," kata Nanang. (hns/hns)











































