Arcandra mengatakan, pemerintah menyerahkan blok itu dengan menimbang proposal yang ditawarkan oleh Pertamina.
Dalam penawarannya, Pertamina akan memberikan signature bonus atau bonus tanda tangan yang diberikan ke pemerintah sebesar Rp 11,3 triliun. Bonus tanda tangan ialah komitmen Pertamina mengelola Blok Rokan yang diberikan kepada pemerintah.
"Dari sisi komersial Pertamina, mengajukan dalam proposal signature bonus US$ 784 juta atau sekitar Rp 11,3 triliun," kata dia.
Pertamina juga menawarkan komitmen kerja pasti sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun. Lalu, potensi pendapatan negara selama 20 tahun ke depan mencapai Rp 825 triliun.
"Potensi pendapatan negara selama 20 tahun ke depan sebesar US$ 57 miliar atau sekitar Rp 825 triliun. Insya Allah potensi pendapatan ini bisa menjadi pendapatan dan kebaikan bagi kita bangsa Indonesia," ujarnya.
Chevron sebenarnya masih ingin mengelola blok tersebut. Tapi, penawarannya kurang memikat pemerintah. Arcandra enggan membeberkan penawarannya.
Arcandra melanjutkan, cadangan minyak di Blok Rokan masih cukup besar. Dia mengatakan, cadangan minyak blok tersebut diperkirakan 500 juta hingga 1,5 miliar barel. Perpindahan pengelolaan ke Pertamina akan diserahkan pada 8 Agustus 2021.
Sementara, soal PT Freeport Indonesia (PTFI) pencaplokan sahamnya diumumkan belum lama ini. Pencaplokan saham dilakukan oleh PT Inalum (Persero) sebagai kendaraan pemerintah. Dengan pencaplokan ini, kepemilikan Indonesia atas PTFI menjadi 51% dari sebelumnya 9%.
Pengambilalihan saham tersebut diumumkan langsung Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Hadir dalam pengumuman ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, CEO Freeport McMoRan Richard Adkerson.
"Saya baru saja menerima laporan dari seluruh menteri terkait, dari Dirut Inalum dan dari CEO dan Dirut PT Freeport McMoRan, disampaikan bahwa saham PT Freeport sudah 51,2% sudah beralih ke PT Inalum dan sudah lunas dibayar," kata Jokowi.
Menurutnya, pencaplokan ini merupakan momen bersejarah. Dia berharap, akusisi ini memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
"Hari ini juga merupakan momen yang bersejarah, setelah Freeport beroperasi di Indonesia sejak 1973, dan kepemilikan mayoritas ini kita gunakan sebesarnya untuk kemakmuran rakyat," kata Jokowi.
"Tadi disampaikan bahwa nanti income, pendapatan baik dari pajak maupun bukan pajak, royalti. Semuanya tentu lebih besar dan baik. Inilah yang kita tunggu," tutup Jokowi. (eds/eds)