Jika belum, maka pemerintah akan mengoptimalkan pemakaian B50 atau separuhnya berasal dari nabati.
Demikian penjelasan Rini saat menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo dalam debat calon presiden (capres) yang digelar semalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rini menjelaskan, pemanfaatan B20 saat ini sudah berjalan. Kemudian, dirinya mengaku telah melakukan kunjungan ke perusahaan minyak Italia yakni ENI SpA untuk melihat teknologi yang diterapkan di sana.
Dari kunjungan itu diketahui ENI ternyata membeli CPO dari Indonesia dan mengolahnya menjadi B100.
"Kita melihat teknologi dari ENI, ENI itu perusahaan minyak Italia yang ternyata mereka itu selama ini beli CPO dari Indonesia yang mereka proses menjadi B100," ujarnya.
Setelah kunjungan itu, PT Pertamina (Persero) kemudian meneken perjanjian kerja sama untuk mengembangkan kilang hijau. Kilang itu nantinya akan memproduksi B100.
Baca juga: RI Menuju B100, Pengamat: Terlalu Ambisius |
Namun, dia bilang, secara bertahap akan memproduksi B50 terlebih dahulu.
"Jadi setelah saya ke sana, Pak Jonan (Menteri ESDM) ke sana dan Pak Jonan juga melihat ini teknologi yang baik. Bu Nicke (Dirut Pertamina) sudah buat perjanjian awal dengan ENI untuk membangun refinery di Plaju, Bu Nicke di Plaju untuk membangun refinery mungkin B50 pertama, jadi CPO menjadi B50. Tapi targetnya nantinya ke B100," ujarnya.
"Harapan kita mau menggantikan solar dengan betul-betul B100, bukan hanya pakai CPO, bisa pakai CPO, ampas tebu, bisa pakai kaliandra bisa macam-macam," tutupnya.
Untuk diketahui, semalam Jokowi menyampaikan akan mengurangi penggunaan energi fosil dengan penerapan B20. Dia bilang, akan meningkat sampai menjadi B100.
"Biodiesel, biofuel sudah kita mulai melakukan produksi B20 kita teruskan sampai B100. Sehingga ketergantungan energi fosil semakin berkurang dari tahun ke tahun," kata Jokowi dalam Debat Capres Jilid 2 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). (ara/ara)