Cerita Warga Batang Toru Menanti Listrik

Cerita Warga Batang Toru Menanti Listrik

Dana Aditiasari - detikFinance
Jumat, 01 Mar 2019 20:30 WIB
Ilustrasi PLTA Foto: Rois Jajeli/detikcom
Jakarta - Warga Batang Toru, Medan masih menunggu realisasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di lingkungan mereka. Pasalnya, wilayah Sumatera Utara saat ini masih mengalami kekurangan pasokan listrik.

Keberadaan PLTA itu juga diyakini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat tanpa mengorbankan keberadaan hutan.

"Listrik itu kebutuhan dasar bagi rakyat. Kenyataannya sekarang listrik masih sering byar pet di Sumatera Utara," kata Syaiful Wahyu, koordinator warga peduli listrik Sumatera Utara, dalam keterangannya, Jumat (1/3/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Warga menggelar aksi unjuk rasa mendukung pembangunan PLTA Batang Toru di depan Konsulat Jenderal Republik Rakyat China di Medan. Mereka menginginkan agar PLTA Batang Toru segera dibangun untuk mengatasi pemadaman listrik bergilir yang kerap terjadi di Sumut.

Menurut Syaiful, ratusan warga yang mengikuti aksi mendukung PLTA Batang Toru mewakili masyarakat Sumatera Utara. Warga yang berunjuk rasa juga datang dari Kecamatan Marancar dan Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, dimana proyek PLTA Batang Toru dibangun.

Syaiful mengatakan, saat ini masyarakat Sumatera Utara butuh dukungan listrik untuk kehidupannya. Anak-anak sekolah butuh listrik saat belajar. Listrik juga dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Tanpa listrik, berarti anak-anak harus menggunakan lampu pelita. Ini kembali ke tahun 1960-an," katanya.

Syaiful mengakui, sempat ada masyarakat yang menolak pembangunan PLTA Batang Toru. Namun hal itu dikarenakan mereka belum mendapat informasi utuh bagaimana proyek tersebut dibangun.

"Kini masyarakat mendukung karena paham pembangunan PLTA tidak mengancam kehidupan bahkan bisa mendukung kesejahteraan," katanya.


Berkenaan dengan iyu, Masyarakat berharap majelis hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan menolak gugatan yang diajukan Walhi untuk membatalkan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) pembangunan pembangkit listrik bersih PLTA Batang Toru.

Dia juga meyayangkan Walhi yang selalu menakut-nakuti masyarakat soal dampak negatif pembangunan PLTA Batang Toru. Padahal banyak dampak positif yang akan diperoleh dari pembangunan proyek itu.
"Kalau masyarakat ditakut-takuti tiang listrik akan rubuh sehingga bisa menggangu jalan. Apakah lantas tiang listrik tidak boleh dibangun? Apa mau selamanya gelap gulita?" katanya. (dna/dna)

Hide Ads