Wanita ini sebelumnya bergantung pada rumah sebelahnya yang tak lain rumah mertua alias nyantol listrik. Artinya warga tak lagi 'backstreet' alias menjalin 'hubungan diam-diam' lagi dengan PLN.
Kondisi itu sendiri tidak menguntungkan baginya. Sebab, bergantung pada listrik rumah sebelah berarti beban listriknya besar. Tak heran, listrik rumahnya kerap padam saat beban tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi itu Ulfa alami selama 5 tahun belakangan. Lantaran, rumahnya dibangun 5 tahun yang lalu.
"5 tahun ada, lebih kayaknya," sambungnya.
Dengan adanya sambungan listrik ini, Ulfa mengaku lega. Sebab, listrik yang dipakai untuk berbagai keperluan tak lagi gampang padam.
Bukan hanya itu, ongkos yang ia keluarkan setiap bulannya lebih murah. Saat nyantol listrik, dia bisa mengeluarkan ongkos hingga Rp 150 ribu sebulan. Kini, ia hanya mengeluarkan biaya paling tidak Rp 50 ribu sebulan.
"Seneng banget, ada acara dikasih gini," kata Ulfa.
![]() |
Penyambungan listrik gratis ini merupakan bagian dari kegiatan corporate social responsbility (CSR) PLN Peduli. Bantuan ini diberikan kepada warga yang membutuhkan sesuai data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Dalam keterangan PLN, biaya menjadi salah satu kendala untuk mengakses listrik. Sehingga, jalan pintas yang ditempuh biasanya ialah levering alias nyantol listrik.
Bantuan yang diberikan PLN berupa sambungan listrik 450 volt ampere (VA) dengan tarif subsidi. Kemudian, listrik yang digunakan merupakan sistem layanan prabayar.
"Ada warga yang berlistrik tapi itu pun nyantol dari rumah yang sudah berlistrik. Dengan bantuan sambungan listrik ke masyarakat, mereka sepenuhnya akan menikmati listrik langsung dari PLN," kata Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka.
![]() |