"Masih lanjutan terus kita maraton, yang nomor satu harus kita selesaikan mengenai nilai investasi, total cost-nya itu," katanya di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Dwi menjelaskan, pembahasan investasi cukup panjang supaya tidak ada ekspektasi dan desain berlebih dari masing-masing pihak. Dari SKK Migas sendiri tidak ingin kalkulasi yang diambil berdasarkan angka minimum. Menurutnya, akan dicari titik yang rasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bos Shell Mau ke RI Bahas Blok Masela |
Selanjutnya, Dwi bilang, pembahasan mengenai nilai investasi sebenarnya sudah mengerucut. Walaupun, dia belum merincinya.
Menurutnya, jika ada perbedaan (gap), maka dirinya akan menyampaikan rekomendasi untuk mencari solusi ke depan.
"Kan ini kan cost recovery, kan realisasi akan kita lihat. Ini semua planning, kalau di-planning masih ada gap, maka kita bisa upayakan nanti cari solusi bahwa kita akan lihat dengan realisasi nya nanti. Bisa saja split yang didesain hari ini, insentif yang diberikan hari ini bisa saja, nanti di-review pada saat realisasi nanti, bisa saja begitu," paparnya.
"Karena ini kan, kita berdebat dengan sebuah rencana. Padahal kan nanti realisasinya dilihat pada saat pelaksanaan project," tutupnya. (dna/dna)