Direktur PLN Regional Jawa Barat Haryanto WS mengatakan, PLTD Senayan merupakan pemasok listrik cadangan kedua untuk MRT. Sementara saat ini MRT Jakarta disuplai dari listrik yang bersumber dari Subsistem Gandul-Muara Karang melalui Gardu Induk Pondok Indah, dan Subsistem Cawang-Bekasi melalui Gardu Induk CSW.
"(PLTD Senayan) ini adalah backup kedua ya. Jadi insyaallah kalau itu backup jalur utamanya mati, backup satu mati, maka backup dua ini lah yang menjadi last resource," kata dia di PLTD Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (8/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia memastikan PLTD Senayan sebagai backup terakhir mampu menjaga MRT Jakarta tetap beroperasi. Pasalnya pembangkit ini memilik ketahanan yang bagus. Bahkan menurutnya hampir tidak mungkin PLTD ini lumpuh total di waktu yang bersamaan.
Dia mencontohkan, PLTD ini memiliki 6 mesin yang terdiri atas 2 blok, masing-masing memiliki kapasitas 50,5 Megawatt (MW). Ketika salah satu mesin atau salah satu blok mengalami kerusakan masih tetap bisa menyuplai MRT Jakarta.
"Nah secara teoritis probabilitas kemungkinan 6 mesin itu mengalami kerusakan sangat kecil. Jadi kalau 50 persennya rusak saja, masih ada 50 MW, masih cukup lah untuk meng-cover MRT itu," jelasnya.
Dia mencontohkan, bila Jakarta mengalami pemadaman atau blackout seperti Minggu lalu, PLTD Senayan akan aktif dengan proses paling lama 10 menit.
"Kalau dua-duanya (Gandul dan CSW) mati karena blackout maka PLTD ini yang akan beroperasi, langsung start tidak lebih dari 10 menit," ujarnya.
"Insyaallah proyek ini bisa kita selesaikan sebelum hari listrik nasional, 27 Oktober," tambah dia.
(toy/zlf)