Total kapasitas PLTA ini adalah 9.000 MW yang artinya secara keseluruhan menelan biaya US$ 20,7 miliar-US$ 24,3 miliar. Mengacu kurs Rp 14.000/US$, investasinya yaitu Rp 289,8 triliun-Rp 340,2 triliun.
"(Investasinya) US$ 2,3-2,7 juta per MW. Kenapa tinggi? Karena akses ke lokasi butuh ekstra, termasuk jadi cost tersebut," kata Direktur Operasi PT Kayan Hydro Energy Co. Ltd Khaerony di JW Marriott, Jakarta, Rabu (21/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek ini didanai oleh Powerchina. Powerchina telah menandatangani Perjanjian Pengembangan Bersama untuk PLTA Hydropower 1-5 di Sungai Kayan.
Pada tanggal 13 April, Powerchina, bersama dengan PT Indonesia Kayan Hydropower Energy Co. Ltd., menandatangani perjanjian pengembangan bersama untuk PLTA Hydropower 1-5 di Kayan River di Indonesia.
"Investasinya itu investor kita dari Powerchina dengan Central Asia Capital Ltd. Itu investor kita. Kurang lebih joint venture. Kayan mayoritas dari investor yang ada," tambahnya.
PLTA ini akan dimanfaatkan untuk melistriki Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, serta untuk menambah ketahanan energi nasional.
(toy/ara)