Al-Falih sudah menjabat sebagai menteri perminyakan sejak Mei 2016. Ia merupakan salah satu pemeran penting dalam negosiasi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dengan negara kaya minyak lain, termasuk Rusia, dalam mengurangi produksi minyak dunia demi keseimbangan harga.
Kesepakatan para raksasa minyak itu sudah berjalan tiga tahun, sayangnya masih gagal mendorong harga minyak balik ke US$ 80 per barel seperti target Arab Saudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangeran Abdulaziz adalah adik tiri Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan sudah menjadi delegasi OPEC selama bertahun-tahun. Ia menjadi anggota kerajaan pertama yang menjabat sebagai menteri perminyakan.
Pekan lalu, al-Falih juga baru dicopot dari posisi komisaris Saudi Aramco, raksasa minyak Arab Saudi. Pencopotan ini diduga ada hubungan dengan lambatnya proses go public (IPO) Saudi Aramco.
Menurut sumber CNN, Al-Falih selama ini memang tidak terlalu semangat dengan rencana IPO Aramco. Akhirnya, Al-Falih pun digantikan oleh Yasir Al Rumayyan sebagai komisaris Aramco.
(ang/zlf)