Jonan Minta PLN Jaga Reputasi: Jangan Ada Blackout Lagi!

Jonan Minta PLN Jaga Reputasi: Jangan Ada Blackout Lagi!

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 10 Okt 2019 09:40 WIB
Jonan Minta PLN Jaga Reputasi: Jangan Ada Blackout Lagi!
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan membuka acara seminar dan pameran Hari Listrik ke-74 (HLN) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu kemarin (9/10/2019). Acara tersebut digelar Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) yang terdiri dari pengusaha di bidang kelistrikan.

Dalam sambutannya, Jonan memberikan sejumlah sindiran kepada PT PLN (Persero). Sindiran itu terkait masalah reputasi, gaji direksi, hingga layanan.

Simak berita selengkapnya dirangkum detikcom:
Menteri ESDM Ignasius Jonan meminta PLN agar menjaga reputasi dan tidak lagi terjadi pemadaman massal alias blackout.

"Jadi saya harap kalau PLN mau 120 tahun lagi, makin besar itu juga menjaga reputasi pak, tidak ada blackout lagi," kata Jonan dalam sambutannya

Soal reputasi, Jonan mencontohkan sebuah restoran di Italia yang masih bertahan hingga 120 tahun. Jonan bercerita, belum lama ini pergi ke Italia. Di Italia, ia menemukan sebuah restoran yang betul-betul menjaga reputasinya.

Dikatakan Jonan, dia dengan rekannya makan di restoran tersebut. Rekan Jonan yang juga mantan Duta Besar Indonesia untuk Swiss itu pingsan saat sedang makan di restoran tersebut. Alhasil, dia harus dibawa ke rumah sakit menumpang ambulans.

Jonan mengatakan, biaya ambulans yang diakuinya mencapai 10 ribu euro ditanggung pihak restoran. Jonan pun heran dan bertanya pada manajer restoran tersebut.

"Kenapa menjadi tanggung jawab Anda? 'Ini adalah soal reputasi rumah makan saya. Kalau ada orang yang sampai mengalami luka atau mengalami sakit bahkan sampai kolaps di rumah makan ini, nanti kalau tidak bantu, ditolong, reputasi restoran jadi kurang baik'," jelas Jonan menirukan percakapannya dengan manajer restoran.

Kemudian, Jonan bertanya apakah restoran tidak rugi. Sebab, jumlah tagihan ambulan jauh lebih besar dibanding tagihan makannya. Sang manajer pun menjawab, restoran tersebut dikelola dari hari ke hari tak semata hanya memikirkan keuntungan tapi juga reputasi.

"Kami mengelola restoran dari hari ke hari bukan memikirkan semata-mata keuntungan tapi menjaga reputasi," kata Jonan menirukan manajer restoran. Jonan pun berharapp PLN meniru sikap restoran tersebut dalam menjaga reputasi.

Jonan melanjutkan, penghasilan atau gaji direksi PT PLN (Persero) 30 kali dari gaji menteri. Namun, Jonan menyindir kerja direksi lebih lemas dari menteri.

Jonan mulanya meminta agar PLN kreatif mendorong konsumsi listrik. Hal itu salah satunya dengan mendorong penggunaan kompor induksi dan kendaraan listrik.

"Jadi tolong PLN lebih kreatif misalnya mendorong pengunaan kompor induksi, pasti konsumsinya listriknya naik, atau penggunaan kendaraan listrik," katanya.

"Masa PLN yang jual listrik yang ribut kendaraan listrik Menteri Perhubungan dengan saya. Kan mestinya PLN sendiri," tambahnya.

Jonan pun kemudian menyindir gaji direksi PLN yang lebih besar dari menteri. Tetapi, kerjanya lebih lemas dari menteri.

"Ini penghasilan direksi PLN itu 30 kali penghasilan Menteri ESDM setahun, 30 kali ya pak, masa kerjanya lebih lemas dari pada Menteri ESDM, keliru ini," canda Jonan.

Jonan mengatakan, banyak manfaat yang bisa diterima dari meningkatnya penggunaan kompor induksi dan kendaraan listrik. Salah satunya ialah lebih ramah lingkungan.

Dalam paparannya, Jonan juga bercerita, jumlah masyarakat yang menikmati listrik tercermin dalam rasio elektrifikasi saat ini telah mencapai 98,83%. Raihan tersebut di atas target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

"Sampai hari ini 98,83% jadi harapannya 99% lah tahun ini. Kalau RPJMN Bappenas sampai akhir 2019 itu 97,6% jadi kita jauh melebihi dan dilaporkan kepada sidang kabinet terakhir salah satu pencapaian luar biasa rasio elektrifikasi jadi melebihi target," kata Jonan.

Jonan mengatakan, tantangan selanjutnya ialah meningkatkan konsumsi listrik rata-rata per kapita. Saat ini, rata-rata konsumsi listrik per kapita 1.200 kWh.

"Tantangan selanjutnya apa, tantangan selanjutnya adalah, konsumsi per kapita kira-kira tahun ini mungkin 1.200 kWh per kapita. Harapan kita mudah bisa naik, kalau pertumbuhan ekonomi 5% mudah-mudahan naik bukan 7% tapi lebih 7%,"jelasnya.

Jonan pun menyinggung PLN. Jonan meminta agar PLN lebih kreatif dan tidak merasa seperti perusahaan yang monopoli. Dia pun bercerita saat dirinya bertugas menjadi Direktur Utama PT KAI (Persero).

"Saya menganjurkan PLN hampir satu-satunya atau mayoritaslah penjual masyarakat, lebih kreatif untuk membuat PLN ini bukan seperti perusahaan yang merasa monopoli. Kalau orang kalau merasa monopoli sebenernya batasan layanannya langit, karena nggak ada saingannya," jelasnya.

"Waktu dulu saya bertugas di Kereta Api, saya bilang, karena nggak ada kereta api lain, batasan lainnya langit. Jadi tolong PLN kreatif misalnya mendorong penggunaan kompor induksi," jelasnya.

Hide Ads