Beroperasinya 170 titik tersebut ditandai dengan diresmikannya 13 titik penyalur BBM Satu Harga oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang didampingi didampingi Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) M. Fanshurullah Asa, Jumat (11/10/2019). 13 penyalur BBM 1 Harga ini merupakan titik 158 sampai dengan 170 di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
"Hari ini kita meresmikan 13 titik terakhir di tahun 2019 sehingga total (dari tahun 2017-2019) sudah selesai dibangun 170 titik penyalur BBM Satu Harga. Ke depan saya sudah melaporkan kepada Bapak Presiden kalau bisa program ini dilanjutkan hingga 500 titik di 2024," ujar Jonan, dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Jonan mengatakan SPBU BBM Satu Harga ini ke depan bisa ditingkatkan menjadi SPBU komersial, tidak hanya melayani BBM bersubsidi.
"Ke depan bisa juga melayani BBM jenis lainnya seperti Pertalite, Dexlite dan lain sebagainya," kata Jonan.
Pada kesempatan tersebut, Jonan menyampaikan bahwa dirinya sudah melaporkan kepada Presiden kebijakan ini akan tetap dilanjutkan hingga 2024. Akan ada penambahan sebanyak 330 titik dalam lima tahun ke depan. Sehingga total, akan ada 500 lembaga penyalur BBM Satu Harga hingga akhir tahun 2024.
Jonan juga menyebut lokasi SPBU Kecamatan Omesuri ini sangat tepat menjadi lokasi peresmian 13 titik BBM Satu Harga penutup di 2019. Hal itu karena SPBU yang langsung menghadap Teluk Bala Uring Pulau Lembata ini adalah SPBU dengan pemandangan paling indah.
"Sangat tepat dipilihnya lokasi ini, SPBU ini adalah SPBU dengan pemandangan terindah," tutupnya.
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur mengungkapkan hadirnya 2 SPBU BBM Satu Harga di Kabupaten Lembata (Kecamatan Omesuri dan Kecamatan Nubatukan) sangat membantu memenuhi kebutuhan BBM masyarakat Lembata.
"Sebelumnya kami hanya punya 1 APMS. Dengan tambahan 2 SPBU ini harapan kami BBM Satu Harga bukan hanya dapat dinikmati masyarakat yang dekat penyalur tapi juga nanti akan ada subpenyalur di desa-desa, sehingga harga BBM yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 30.000, nantinya paling tidak bisa di bawah 10.000 (di subpenyalur)," ungkap Eliaser.
Pada kesempatan tersebut Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa melaporkan, dari penugasan kepada BPH Migas untuk mengawal Program BBM 1 Harga tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga JBT dan JBKP secara Nasional, telah dibangun 170 titik penyalur BBM satu harga.
"Rinciannya 160 Penyalur dibangun oleh PT.Pertamina (Persero) dan 10 Penyalur oleh PT AKR Corporindo, Tbk. Adapun sebaran 170 titik penyalur BBM Satu Harga di seluruh wilayah Indonesia yakni Sumatera 31 titik, Jawa 3 titik, Kalimantan 42 titik, Bali 2 titik, Nusa Tenggara 25 titik, Sulawesi 17 titik dan Maluku-Papua 50 titik," bebernya.
Fanshurullah menilai manfaat dari kebijakan BBM Satu Harga ini sangat besar. Selain mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi domestik, penghematan pengeluaran BBM yang diharapkan diikuti dengan penurunan harga sembako. BBM Satu Harga juga membawa dampak positif bagi perekonomian serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Program BBM 1 Harga pada tahun 2017 telah terbangun 57 Penyalur BBM Satu Harga dengan rincian 54 Penyalur oleh PT Pertamina (Persero) dan 3 Penyalur oleh PT AKR Corporindo, TBK. Pada tahun 2018 telah dibangun sebanyak 74 Penyalur BBM Satu Harga dengan rincian 68 penyalur oleh PT Pertamina (Persero) dan 6 penyalur oleh PT AKR Corporindo, TBK.
Untuk tahun 2019, akan dibangun 39 Penyalur di mana 39 penyalur tersebut saat ini semua sudah beroperasi dan 13 penyalur yang baru diresmikan. Adapun 13 Lembaga penyalur BBM 1 Harga yang diresmikan ini meliputi 12 Lembaga Penyalur PT Pertamina (Persero) dan 1 Lembaga Penyalur PT AKR Corporindo, Tbk yang tersebar di 6 Provinsi dari NTT, Papua Barat, NTB, Kalimantan Tengah, Maluku Utara dan Kalimantan Selatan.
(akn/hns)