Tahun 2008 lalu adalah tahun yang tak terlupakan oleh Raja Jumadia Kepala Subrayon PLN di Kecamatan Sedanau, Kabupaten Natuna, Kepri. Betapa tidak, saat itu raja dinobatkan sebagai Pegawai PLN Teladan se-Indonesia oleh PLN Pusat.
Hasil dari prestasinya tersebut, Raja pun diundang ke Kantor Pusat PLN di Jakarta. Sejak menjadi pegawai PLN tahun 1990, baru kali pertama atas nama pekerjaan dia menginjakkan kaki ke Jakarta.
"Sejak kerja, tahun 2008 itulah kali pertama datang ke Kantor PLN Pusat," kata Raja yang kini sudah mengabdi selama 26 tahun di perusahaan milik negara itu kepada detikcom, beberapa waktu lalu.
Baca juga: PLN Datang, Natuna Merdeka dari Gelap Gulita |
Di Jakarta dia mendapat reward dari PLN Pusat untuk mengobrol dengan jajaran Direksi PLN. Selaku pegawai PLN yang hanya menjabat Kepala Subrayon tentu ini merupakan suatu yang membanggakan baginya. Dia sama sekali tak pernah bermimpi untuk itu semua.
"Semua itu menjadikan pemicu, semangat buat saya untuk terus bekerja tanpa mengenal lelah," ucap Raja senang.
Namun di balik penghargaan itu rupanya ada totalitas dan perjuangan serta kerja yang tak kenal lelah. Dulu Raja hanyalah tenaga honorer di bagian koperasi PLN. Di tahun 1993, barulah ayah dari 3 orang anak ini diangkat menjadi pegawai PLN. Suami dari Darlina Yanti (45) ini pun juga pernah banyak berpindah tugas.
Bertugas di PLN Sedanau terhitung dari 1990 hingga 1998. Selanjutnya pernah dipindah ke Ranai, Ibu Kota Natuna hingga tahun 2000. Kembali dipindah tugaskan di Tamlan di Kabupaten Bintan hinga 2007. Roda terus berputar, 2007 hingga 2019, Raja kembali ke kampung halamannya di Sedanau.
Di Sedanau inilah cikal bakal PLN Pusat melirik kinerja Raja. Sebelum PLN masuk secara optimal, Raja sering mendapat kritik dari warga karena sering terjadi pemadaman bergilir. Dia menyadari hal tersebut bisa diatasi melalui pendekatan sementara menunggu PLTD kembali bekerja optimal.
Meski kritik banyak diterima dirinya, dia tetap berusaha berbaur dengan warga dengan nongkrong di warung kopi untuk melakukan pendekatan kembali.
"Namanya di marah-marah, saya juga punya perasaan. Tapi nggak boleh dibawa ke hati. Ini sudah menjadi risiko kita," kata Raja sembari tersenyum.
Bahkan pernah salah satu mesin PLTD mendadak mati pada pukul 03.00 WIB, saat dirinya ternyenyak tidur. Sang istri sempat terbangun, melihat suaminya bersiap meninggalkan rumah. Sang istri sudah mengerti akan kerja suaminya, yang selalu mengedepankan urusan pembangkit yang sering rusak.
"Selalu saya sampaikan, bahwa istri pertama saya adalah mesin PLTD. Istri saya sudah paham, kapanpun mesin rusak, dia tak pernah mengeluhkan saya," tegas Raja.
Pagi itu, bergegas di PLTD. Apes memang, salah satu pembangkit rusak parah. Salah satu komponennya harus diganti. Persoalannya, komponen itu tidak ada tersedia di Sedanau. Raja segera menghubungi Rayon Ranai.
![]() |
Itu pun dapat kabar, komponen yang dibutuhkan tidak tersedia. Koordinasi terus berlanjut, hingga harus menghubungi Cabang PLN di Bintan. Persoalan kembali muncul, jarak Bintan ke Kabupaten Natuna sangat jauh. Dengan kapal laut membutuhkan waktu tiga hari dua malam. Maklum, Sedanau termasuk wilayah yang dekat dengan perbatasan.
Satu sisi, komponen yang harus diangkut tidak bisa dengan menggunakan kapal kecil. Harus menunggu dengan kapal Pelni yang hanya ada berjalan dua kali dalam sebulan. Saat itu pikiran Raja harus segera melakukan sosialisasi ke masyarakat dan Pemda setempat.
Kesabaran Raja pun berbuah hasil, PLN dibawah Presiden Jokowi semakin mantap. Pada tahun 2017, PLN Pusat memberikan pembangkit baru di SedanauKini ada empat unit mesin PLTD yang baru dengan kapasitas terpasang 1,42 MW.
"Alhamdulilah, sejak ada investasi tahun 2017, ya boleh dibilang saya bisa tidur siang," kata Raja tertawa.
Pun begitu, meskipun kini listrik menyala 24 jam tanpa ada pemadaman bergilir lagi, tak juga ada pujian untuknya. Masyarakat tampak santai menikmati mesin baru yang tak lagi dihantui akan pemadaman bergilir.
"Mesin padam kita caci, listrik menyala 24 jam tanpa henti, tak pula kita dipuji. Saya tidak mengeluh loh, istilahnya begitulah risiko kita ini," seru Raja.
Meski listrik di Sedanau sudah memadai namun dia tetap siaga melayani warga serta terus menerus mengupayakan keandalan listrik. Sebab dia tahu, masyarakat perbatasan pun butuh kemerdekaan dari gelap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Detikcom bersama PLN mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur listrik, perekonomian, pendidikan, pertahanan dan keamanan, hingga budaya serta pariwisata di beberapa wilayah terdepan. Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!
(mul/ega)