'Disetrum' PLN, Proses Belajar dan Mengaji di Perbatasan Jadi Mudah

'Disetrum' PLN, Proses Belajar dan Mengaji di Perbatasan Jadi Mudah

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 11 Nov 2019 19:30 WIB
Foto: Hafiz/20detik
Tanjung Balai Karimun - Para masyarakat yang berprofesi sebagai guru di Pulau Buru, Kabupaten Tanjung Balai Karimun (TBK), Provinsi Kepri sangat menyambut baik ketika listrik PT PLN (Persero) kini sudah beroperasi selama 24 jam non-stop.

Yu Hermansyah, salah satu guru SDN 009 Buru mengungkapkan bahwa dengan adanya listrik maka proses administrasi sekolah dengan Pemerintah setempat dapat dilakukan dengan mudah meskipun hampir seluruhnya berbasis elektronik atau online.

"Dengan beroperasi 24 jam sangat besar sekali pengaruhnya, khususnya diadministrasi, karena kita dituntut data dengan cara online," kata Hermansyah beberapa waktu lalu kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menceritakan, sistem listrik sudah masuk ke Pulau Buru sejak tahun 1990-an hanya saja pada saat itu diterapkan hanya 14 jam mulai dari sore hari hingga pertengahan malam. Pada tahun 2015 daya listrik ditambah menjadi 18 jam setiap harinya. Namun hal itu masih tidak memberikan solusi.

"Sebelumnya kita sulit, harus cari sumber listrik, itu ada genset. Tapi kalau genset asik bekerja lalu bensin habis sehingga datanya hilang," jelas dia.



Suherman mengungkapkan baru pada April 2019 listrik di Pulau Buru teraliri selama 24 jam secara non-stop. Dengan begitu, Hermansyah mengungkapkan bahwa dengan listrik yang sudah beroperasi selama 24 jam memberikan kemudahan bagi setiap guru dalam memberikan pelajaran visual kepada muridnya.

"Pelajar siswa juga terdampak, karena ada pelajaran yang disampaikan dengan visual, dengan infocus, sehingga dengan melihat langsung daya tangkapnya cepat dibandingkan mendengarkan suara. Anak-anak mudah mengerti. Banyak nilai positifnya untuk anak-anak," kata dia.

Tidak hanya itu, listrik PLN yang telah mengalir selama 24 jam juga berdampak bagi aktivitas anak-anak Pulau Buru di malam hari. Mulai belajar hingga mengaji. Dahulu, para anak-anak yang belajar dan mengaji hanya mengandalkan sebuah lampu minyak.

Sebab, listrik PLN yang menyala sejak sore hari hingga pertengahan malam bersifat terbatas, yaitu hanya cukup untuk beberapa lampu saja.

"Dahulu, listrik di pulau buru hanya nyala di malam hari. Sedangkan pagi dan siang hari. Listrik tidak mengalir. Listrik di pulau buru dulu cuma 14 jam. Akan tetapi semua itu sudah berubah sekarang," kata Muhammad Syafaruddin salah satu murid SDN 009.

Detikcom bersama PLN mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur listrik, perekonomian, pendidikan, pertahanan dan keamanan, hingga budaya serta pariwisata di beberapa wilayah terdepan.

Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!




(hek/eds)

Hide Ads