Parah! Target Energi Terbarukan 45 GW Cuma Nambah 385 MW di 2019

Parah! Target Energi Terbarukan 45 GW Cuma Nambah 385 MW di 2019

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 17 Des 2019 12:28 WIB
Foto: Dok PLN
Jakarta - Institute for Essential Services Reform (IESR) melaporkan bahwa penambahan kapasitas pembangkit energi terbarukan di Indonesia tiap tahun mengalami penurunan signifikan.

"Penambahan kapasitas pembangkit energi terbarukan selama 5 tahun terakhir dari 2015-2019 itu lebih rendah dari realisasi penambahan kapasitas pada periode 2010 -2014," ujar Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa dalam acara peluncuran laporan tahunan Indonesia Clean Energy Outlook (ICEO) di The Energy, SCBD, Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Berdasarkan laporan yang dirangkum oleh lembaga think tank tersebut, tambahan kapasitas energi terbarukan tahun ini hanya bertambah sebesar 385 Mega Watt (MG).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jumlah ini sangat jauh dari target pemerintah yang telah dicatatkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2025 yang sebesar 45 Giga Watt (GW).

"Penambahan kapasitas pembangkit energi terbarukan hanya sekitar 300an MW, dan ini pun banyak didominasi oleh proyek PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) yang konstruksinya telah berlangsung 4-5 tahun terakhir," tuturnya.

Rendahnya realisasi tambahan energi baru terbarukan ini tak lepas dari rendahnya realisasi investasi untuk pengembangan energi terbarukan ini.

Realisasi Investasi Energi Baru Terbarukan

Menurut Fabby hingga kini nilai investasi di sektor energi baru terbarukan belum mencapai target.

"Investasi energi terbarukan terus turun dan ada di bawah target yang sebenarnya dicanangkan dalam RPJMN maupun RENSTRA Kementerian ESDM pada tahun 2015," imbuhnya.

Capaian target investasi energi terbarukan tahun ini baru mencapai US$ 1,17 juta dari total target senilai US$ 1,8 juta. Selain tak capai target, 5 proyek dari total 75 proyek energi terbarukan yang telah menandatangani Power Purchase Agreements (PPAs) bahkan tercatat sudah diterminasi.

"Dan sejumlah proyek ET yang telah menandatangani PPA 2017-2018 masih mengalami kesulitan financial close," sambungnya.


Tak hanya itu, sejumlah investor asing yang sepanjang tahun 2015-2016 ramai masuk ke Indonesia, perlahan memilih menarik diri dan berpindah ke negara tetangga khususnya Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

"Bahkan dari hasil survei kami terakhir, sejumlah bank dalam negeri mulai kehilangan appetite atas proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia," tutupnya.

Hide Ads