"Persentasenya dari Pertamina itu turun sekitar 2,3% dibandingkan dengan 2018. Namun data posko, jika dibandingkan dengan normal, sejak H-5 itu terjadi kenaikan sekitar 58%," ucap pria yang akrab disapa Ifan itu di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019).
Ini artinya, banyak masyarakat yang berlibur. Hal ini menurutnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomian masyarakat.
Meski demikian, ada beberapa daerah yang kritis avtur, seperti daerah Manokwari dan Bitung. Untuk daerah Bitung, ia mengatakan sudah di-cover karena lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat penyaluran.
Sedangkan untuk daerah Manokwari dan Merauke ia mengatakan bahwa permasalahan yang terjadi adalah permasalahan logistik. Sedangkan untuk stok BBM dan avtur masih sangat mencukupi.
"Seluruh MOR di Indonesia, petugas posko yang 24 jam di lapangan dilaporkan untuk yang di Papua itu hanya masalah logistik, sedangkan stok itu cukup," katanya.
Untuk mengantisipasi kelangkaan di masa Nataru, kini ada 3 pesawat yang membawa BBM sebanyak 16 KL setiap harinya selama masa Nataru.
"Jadi sekarang itu ada 3 pesawat setiap hari yang ke Papua. Kesediaan avtur itu cukup. Bahkan Juli-Agustus itu kita impor avtur, jadi ini masalah logistik saja tapi secara stok cukup. Bahkan cadangannya sampai 18 hari," tegasnya.
(mul/mpr)