Di Mana Mafia Migas Bersarang? Pengamat: Di Mana-mana, Juga Pertamina

Di Mana Mafia Migas Bersarang? Pengamat: Di Mana-mana, Juga Pertamina

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 31 Des 2019 14:42 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah mengetahui oknum yang membuat Indonesia terus membuka keran impor minyak alias mafia migas. Dirinya pun marah dan mengancam oknum tersebut. Hanya saja dirinya tak membuka ke publik siapa pihak yang dia maksud.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi memperkirakan mafia migas berada di dalam sistem yang mampu mempengaruhi Indonesia melakukan impor minyak, baik di dalam PT Pertamina (Persero) maupun di kementerian/lembaga terkait.

"Ya jadi saya sebutnya dengan sistem ya karena dia sudah jadi sistem yang inheren (melekat) di lembaga-lembaga pengambil keputusan," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (31/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi dia oknum-oknum mafia migas itu ada di mana-mana, ada di Pertamina. Yang saya maksud dengan sistem tadi, dia ada di struktur organisasi Pertamina, ada di struktur organisasi departemen tertentu," lanjutnya.


Mereka berada di dalam sistem sehingga bisa mempengaruhi pengambilan keputusan dan kebijakan yang ujung-ujungnya mengarahkan Indonesia harus impor.

"Nah jadi mereka tadi saya katakan dia ada di sistem sehingga bisa mempengaruhi, pertama pengambil keputusan, kemudian dia bisa membuat suatu kebijakan sehingga itu tetap mendorong impor BBM dapat dilakukan," tambahnya.

Jokowi sebelumnya mengungkapkan oknum mafia migas sengaja menghalangi Indonesia untuk mandiri di sektor energi. Mereka mendapatkan keuntungan atas impor minyak yang dilakukan Indonesia.

"Karena ada yang hobinya impor karena untungnya gede, sehingga transformasi ekonomi di negara kita mandek gara-gara ini," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019).


Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku perlu lima tahun untuk membongkar praktik mafia migas di tubuh anak usaha Pertamina, Petral. KPK mengatakan perlu hati-hati sampai bisa mendapat bukti cukup untuk menaikkan status kasus ke penyidikan.

VP Marketing Pertamina Energy Service (PES) dan juga mantan bos Pertamina Energy Trading Limited (Petral), Bambang Irianto (BTO) pun akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan perkara suap terkait dengan perdagangan minyak mentah dan produk kilang.


(toy/zlf)

Hide Ads