Eks Dubes RI untuk Jepang ini bilang harga minyak dunia kini mulai turun pasca kenaikan yang terjadi beberapa hari lalu. Ia berharap ketegangan dua negara itu tak berlanjut.
"Ini (harga minyak) udah reda lagi, Brent udah turun lagi. Mudah-mudahan nggak ada eskalasi," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau harga minyak naik, risikonya nanti dengan neraca pembayaran kita," tambahnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Arifin mengatakan, akan terus mendorong efisiensi. Pihaknya juga mengantisipasi permintaan minyak yang berlebihan.
"Langkah yang harus kita antisipasi kita minta semua masyarakat mendukung pemerintah untuk bisa melakukan meningkatkan efisiensi kegiatan masing-masing supaya pemakaian-pemakaian bisa dioptimalkan, dan tidak menyebabkan demand yang berlebihan. Penyimpangan-penyimpangan harus bisa dikurangi, dicegah," paparnya.
Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, Indonesia punya pengalaman mengatasi masalah lonjakan harga minyak, maupun penurunan harga minyak.
"Indonesia sudah punya pengalaman harga minyak di atas US$ 100 per barel kan, juga harga minyak di bawah US$ 40 jadi kita sudah punya pengalaman. Jika memang nanti terjadi harga minyak yang tinggi kita sudah bisa punya pengalaman solusinya langkah-langkah apa yang bisa kita lakukan," tambahnya.
(ara/ara)