Lantas skema mana yang dipilih perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)?
PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) sendiri tidak tegas memilih gross split atau cost recovery. Menurut Corcom CPI Sonita Purnomo, pihaknya percaya apapun pilihan pemerintah soal skema kontrak migas adalah yang terbaik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebanyakan, skema kontrak migas yang dimiliki Chevron sendiri berupa cost recovery. "Ya sejauh ini kebanyakan cost recovery," katanya.
Sementara itu perusahaan KKKS, Eni Muara Bakau menyebut tidak ada permasalahan di antara dua skema kontrak yang ditawarkan. Managing Director Eni Indonesia Diego Portoghese memaparkan baik kontrak gross split maupun cost recovery tetap berjalan tanpa masalah.
"Kami netral aja tak melihat ada permasalahan. Di Muara Bakau itu kita blok cost recovery. Lalu, di East Sepinggan di mana kami sedang lakukan pengembangan lapangan itu adalah blok gross split," kata Diego.
"Jadi dua-duanya berjalan," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyatakan bahwa kontraktor migas diberikan kebebasan untuk memilih skema antara gross split dan cost recovery.
"Yang penting tujuannya adalah bagaimana meningkatkan investasi di Indonesia," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (15/1/2020).
Dwi menambahkan, dengan diberikan kebebasan maka investor bisa menyesuaikan kontrak yang cocok untuk proyek yang sedang digarapnya. Ia juga meyakini masih ada investor yang akan memilih gross split.
(das/das)