Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf pun menjelaskan kondisi bisnis pada sisi produksi terus menurun dari tahun 2012 yang berdampak pada penurunan pengeboran minyak di 2015-2016.
Pengeboran ini juga dipengaruhi oleh harga minyak yang rendah saat itu. Alhasil cadangan minyak Pertamina EP saat ini diprediksi hanya bertahan sekitar 9 tahun jika tidak dilakukan eksplorasi lebih lanjut.
"Untuk minyak tinggal 9,7 tahun dan reserve gas 7,8 tahun. Jadi kalau kita tidak temukan lagi cadangan baru lewat eksplorasi atau pengeboran, umur kita tinggal 9,7 tahun untuk minyak," ujar Nanang saat RDP di Gedung DPR, Selasa (4/2/2020).
Baca juga: Neraca Dagang Diprediksi Masih Defisit |
Nanang berharap bisa diskusi lebih mendetail dengan pemangku kepentingan terkait bagaimana caranya peningkatan cadangan minyak ini termasuk temukan cadangan baru minyak ini sehingga keberlangsungan perusahaan bisa bertahan.
Sebelumnya, Nanang menuturkan Pertamina EP ini merupakan salah satu anak usaha terbesar di sektor minyak.
"Rata-rata produksi kami di 2019, 82.210 barel oil per day," ungkapnya.
Dia menjelaskan, Pertamina EP membagi operasi di 155 kabupaten yang tersebar di 14 provinsi, dari Aceh sampai Papua. Kegiatan operasi dikelompokkan menjadi 5 aset, yakni Jambi, Prabumulih, Cirebon, Surabaya, Balikpapan.
"Kami membagi kegiatan wilayah operasi di 5 aset," jelasnya.
(dna/dna)