Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dinilai harus lebih banyak tampil di publik untuk memberikan informasi mengenai kinerja dan capaia perusahaan yang dimpimpinnya. Hal itu juga sudah menjadi kewenangan dan tugas jajaran direksi.
Pengamat BUMN Toto Pranoto mengatakan kehadiran Nicke Widyawati di publik sebagai penyeimbang sindiran yang belakangan ini berhembus.
"Supaya dewan komisaris tidak dominan karena sering diekspose media, sebaiknya Dirut mengimbangi dengan narasi strategis Pertamina yang perlu diinfokan ke publik," kata Toto saat dihubungi detikcom, Jakarta, Sabtu (8/2/2020).
Selain itu, Pengamat BUMN Said Didu menambahkan dominasi pemberitaan tentang Ahok disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya, eks Gubernur DKI Jakarta ini tidak menyadari posisinya sebagai komut baik secara hukum maupun publik.
"Saya melihat memang, satu keanehan, dua kelihatannya Ahok tidak menyadari posisinya baik hukum maupun publik, ketiga Dirutnya juga menurut saya adalah kurang pede, keempat Wakomutnya yang menjadi Wakil Menteri juga tidak menegur," kata Said Didu saat dihubungi detikcom, Jakarta, Sabtu (8/2/2020).
Belakangan ini Komisaris Utama (Komut) Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok kembali jadi sorotan. Ahok jadi sorotan karena disebut Anggota Komisi VII DPR Andre Rosiade Komisaris rasa Dirut. Andre menyetil Ahok lantaran sering tampil ke publik.
Menurut Toto, sering tampilnya Ahok ke publik juga tidak sepenuhnya salah. Apalagi kehadirannya tersebut sesuai tugas dan kewenangan sebagai komisaris merupakan hal yang wajar.
Adapun fungsi dewan komisaris dalam perusahaan itu, kata Toto adalah sebagai pengawas atas kinerja jajaran direksi. Dewan komisaris harus memastikan kinerja perusahaan sudah sesuai dengan rencan kerja yang disepakati atau belum.
"Yang penting selama yang bersangkutan tidak melampaui batas kewenangan sebagai pengawas di BUMN, saya kira sah-sah saja bicara," tegasnya.
(hek/hns)