Harga Minyak Terus Anjlok Digerogoti Corona

Harga Minyak Terus Anjlok Digerogoti Corona

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 31 Mar 2020 11:17 WIB
Ilustrasi sektor migas
Foto: Ilustrasi Migas (Fauzan Kamil/Infografis detikcom)

Kedua negara ini membanjiri dunia dengan pasokan minyak berlebih, padahal harusnya kedua negara ini menahan pasokan minyak karena berkurangnya permintaan.

Rusia sendiri telah menolak untuk memangkas produksi minyak maupun pasokannya di pasar. Penolakan itu didorong oleh keinginan Rusia merebut pangsa pasar minyak dari produsen minyak AS yang mematok harga lebih mahal.

Sementara itu, Arab Saudi justru merespons dengan ancaman meningkatkan produksi dan memangkas harga lebih murah karena tidak ingin Rusia menguasai pasar minyak global.

Merosotnya permintaan dan perang harga antara Arab Saudi dan Rusia telah mendorong anjloknya harga minyak AS hingga sebesar 68%. Padahal harga minyak AS sempat mencapai puncak tertinggi baru-baru ini, berada di level US$ 63,27 atau sekitar Rp 1.012.320 per barel pada awal Januari lalu.

Di AS, imbas penurunan harga minyak sekaligus penurunan permintaan karena kebijakan pembatasan sosial memicu menurunnya harga eceran minyak. Di AS minyak sudah dijual seharga US$ 2,01 atau sekitar Rp 32 ribu per galon, satu galon AS berisi 3,7 liter.

Padahal sebulan yang lalu harganya mencapai US$ 2,44 sekitar Rp 39 ribu per galon. Bahkan di beberapa negara bagian menjual lebih murah, di Texas, Ohio, dan Michigan harga per galonnya hanya US$ 1,75 atau sekitar Rp 28 ribu.


(dna/dna)

Hide Ads