Wacana soal penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Pertalite muncul ke publik. Komisi VII DPR pun menyoroti hal ini.
Dalam rapat kerja bersama Menteri ESDM Arifin Tasrif, anggota Komisi VII Sartono Hutomo mempertanyakan soal wacana penghapusan ini. Menurutnya hal ini mengejutkan masyarakat, mengingat dua jenis BBM tersebut paling banyak digunakan oleh masyarakat luas.
"Beberapa minggu lalu saya baca berita dari Pertamina bahwa akan menghapus dan menghilangkan Premium dan Pertalite saya rasa ini juga hal yang sangat mengejutkan bagi masyarakat. Ini kan masyarakat luas pakai ini," ungkap Sartono di ruang rapat Komisi VII, Kamis (25/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Sartono mempertanyakan alasan di balik keputusan tersebut adalah Permen 20 tahun 2017 soal lingkungan hidup. Sartono menduga ada upaya untuk menghilangkan BBM subsidi untuk strategi lingkungan hidup.
"Alasannya adalah soal Permen 20 tahun 2017 tentang lingkungan hidup, ini jadi pembicaraan apakah mungkin strategi lingkungan hidup jadi alasan buat hilangkan subsidi," ujar Sartono.
Menteri ESDM Arifin Tasrif pun buka suara, dia menyebut memang pemerintah mau mengurangi emisi secara jangka panjang. Sementara dua jenis BBM yang wacananya dihapus ini memiliki emisi yang buruk bagi lingkungan.
Negara lain pun mulai meninggalkan BBM yang emisinya besar, Premium misalnya. Arifin menyebut pengguna BBM sekelas Premium hanya ada 6 negara di seluruh dunia, Indonesia salah satunya.
"Terkait Premium dan Pertalite kita memang mau mengurangi emisi jangka panjang. Premium ini kita salah satu 6 negara yang masih gunakan Premium, karena negara maju sudah gunakan standar baru untuk kurangi emisi, jadi dampaknya bisa meringankan beban lingkungan," ungkap Arifin.
(eds/eds)