BPH Migas Ingin Aceh Jadi Kawasan Industri Berbasis Gas

BPH Migas Ingin Aceh Jadi Kawasan Industri Berbasis Gas

Inkana Putri - detikFinance
Senin, 29 Jun 2020 16:04 WIB
BPH Migas
Foto: Inkana Putri
Lhokseumawe -

Kepala BPH Migas, M. Fanshurullah Asa berkunjung ke PT. Perta Arun Gas (PAG) di Lhokseumawe, Aceh hari ini. Dalam kunjungannya, Ifan sapaan akrabnya, mengecek dan mengawasi pemanfaatan gas bumi di Aceh. Kunjungannya dilakukan bersama Komisi VII Anggota DPR RI Ridwan Hisjam dan Anwar Idris, dan Technical & Operation Director PAG, Dodi Noza.

Ia berharap, PT PAG bisa meningkatkan gas alam cair atau LNG untuk dimanfaatkan Arun Belawan maupun kawasan Industri lainnya.

"Kami kesini untuk melihat langsung bagaimana pemanfaatan gas bumi untuk kepentingan dalam negeri ini bisa dimaksimalkan. Maka, kita pergi ke Perta Arun Gas, Pupuk Iskandar Muda (PIM), Pipa Arun Belawan. Supaya ini bisa maksimal semua untuk digunakan baik untuk kepentingan Aceh maun nasional," ujarnya saat ditemui di PT Perta Arun Gas, Aceh, Senin (29/06/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Ifan mengatakan, saat ini dari desain pipa 24 inch baru tersalurkan 125 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) padahal mestinya sampai 200 MMSCFD.

"Nah, salah satu usulan kami bagaimana sepanjang pipa ini ada sekitar 8 Kabupaten bisa dibangun jargas (jaringan gas) rumah tangga yang saat ini di Lhokseumawe baru sekitar 4.000 sambungan rumah, kemudian di Lhoksukon itu sekitar 8.000," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Padahal kalau melihat potensi sambungan rumah yang ada di sana nanti itu sekitar 1,5 juta sambungan yang bisa dibangun sehingga nanti tidak perlu pake LPG 3 kg lagi," tambahnya.

Dengan adanya pemanfaatan gas di Aceh, Ifan berharap agar DPR ikut berperan dalam menjadikan Aceh sebagai kawasan industri berbasis gas. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi di Aceh bisa menjadi lebih baik.

"Kemudian kami meminta Pak Idris supaya membangun kawasan industri berbasis gas. Apakah itu nanti di Lhokseumawe atau Lhoksukon untuk nantinya menggerakan ekonomi. Industri masuk ke sini, kemudian punya nilai tambah. Sehingga pertumbuhan ekonomi di Aceh bisa lebih baik," ungkapnya.

Senada dengan Ifan, Ridwan Hisjam juga mendukung agar Aceh menjadi kawasan industri berbasis gas. Namun, perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu terhadap fasilitas agar lebih maksimal.

"Ini harus kita maksimalkan semuanya dan ini akan kita bahas di DPR bahwa Aceh harus menjadi kawasan industri yang berbasiskan gas. Sehingga gas ini kalau sudah masuk di Aceh maksimal semuanya, maka saya kira tidak ada alasan bahwa PIM dan industri lainnya tidak bergerak," pungkasnya.

Adapun cadangan energi nasional di Indonesia masih rendah, bahkan nol. Terkait hal ini, Ridwan berharap agar dibangun cadangan energi nasional di Indonesia yang mana selama ini cadangan energi berada di Singapura harga sewa untuk simpan BBM sebesar USD 3 per bulan.

"Kami komisi VII menginginkan harus dibangun (tangki penyimpanan) di Indonesia. Cadangan energi nasional harus ada, saya minta (cadangan untuk) enam bulan. Jangan cadangan di taruh di negara tetangga," pungkasnya.




(mul/ega)

Hide Ads