Filantropi Global Galang US$ 2,5 M untuk Energi Ramah Lingkungan

Filantropi Global Galang US$ 2,5 M untuk Energi Ramah Lingkungan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 01 Jul 2020 17:16 WIB
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akhirnya tembus ke level Rp 15.000. Ini adalah pertama kalinya dolar AS menyentuh level tersebut pada tahun ini.
Ilustrasi/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Energi ramah lingkungan saat ini sangat dibutuhkan. Oleh karena itu perlu dilakukan penggalangan dana untuk proyek ini di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Head of Impact Investing Children's Investment Fund Foundation (CIFF) Imraan Mohammed menjelaskan kondisi krisis yang disebabkan COVID-19 mengganggu sumber keuangan konvensional.

"Penggalangan dana baru ini dilakukan saat momen kritis, saat krisis COVID-19 menyusutkan sumber keuangan tradisional dan didedikasikan untuk menurunkan kurva perubahan iklim," kata Imraan dalam siaran pers, Rabu (1/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia optimistis jika energi ramah lingkungan di Asia Tenggara bisa terealisasi dengan bantuan investor dan yayasan-yayasan yang peduli terhadap lingkungan.

Managing Director Clime Capital Mason Wallick mengungkapkan pengembangan awal untuk proyek energi bersih memang sangat sulit, hal ini karena proyek dinilai berisiko.

ADVERTISEMENT

"Namun kesempatan untuk investasi di bidang energi terbarukan masih signifikan," jelas dia.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Menurutnya pandemi saat ini membuat investor ragu untuk berinvestasi. Namun dengan momen yang tepat, pendanaan tahap awal ini bisa segera dilakukan.

Penggalangan dana yang dikelola oleh Clime Capital ini memfokuskan investasi awal mereka ke Vietnam, Indonesia, dan Filipina. Clime Capital yang berbasis di Singapura ini didukung oleh sejumlah yayasan iklim internasional terkemuka termasuk Sea Change Foundation International, Wellspring Climate Initiative, High Tide Foundation, Grantham Foundation, Bloomberg Philanthropies, Packard Foundation dan CIFF.

Pendanaan tahap awal SEACEF akan menargetkan teknologi dan model bisnis yang telah terbukti secara global seperti energi surya, angin, dan energy storage untuk disandingkan dengan model bisnis lainnya yang dapat mengakselerasi transisi rendah karbon seperti kendaraan listrik, demand side management technology, efisiensi energi di gedung, dan infrastruktur transmisi energi bersih.

Pendukung filantropi global telah menginvestasikan dana awal sebesar US$ 10 juta ke SEACEF dan sedang mencari penambahan modal menjadi US$ 40 juta.

Diharapkan bahwa setiap dolar pendanaan modal berisiko tinggi yang dikerahkan SEACEF ini akan meningkatkan investasi lanjutan ke dalam portofolio energi bersih di seluruh Asia Tenggara hingga 50 kali lebih banyak mencapai lebih dari US$ 2,5 miliar. Investasi tersebut dilakukan sambil terus mengembangkan ekosistem pengembang lokal untuk menumbuhkan pasar.

"Atas nama penyandang dana filantropis SEACEF, kami senang dapat mendukung program investasi iklim yang inovatif dan katalitik ini. Langkah ini akan mengisi celah yang ditinggalkan oleh investor keuangan tradisional dan membantu mempercepat pertumbuhan pasar untuk energi bersih di Asia Tenggara," kata Bill Weil, yang memimpin desain SEACEF di Tempest Advisors, penasihat untuk Sea Change Foundation International.



Simak Video "IPA Convex 2025: Meneguhkan Ketahanan Energi dalam Transisi Rendah Karbon"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads