3 Alasan Ahok Pilih Jadi Gubernur Daripada Komut Bergaji Rp 170 Juta

3 Alasan Ahok Pilih Jadi Gubernur Daripada Komut Bergaji Rp 170 Juta

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 04 Jul 2020 14:00 WIB
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meluncurkan buku Panggil Saya BTP di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2020).
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ternyata lebih memilih menjadi gubernur ketimbang petinggi di Pertamina meski bergaji ratusan juta rupiah. Pria yang beken disapa Ahok itu mengatakan sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina, dia mengantongi gaji Rp 170 juta, sementara saat menjabat Gubernur DKI Jakarta gajinya hanya Rp 7 juta.

Pertanyaannya, kenapa Ahok lebih memilih menjadi gubernur yang gajinya jauh di bawah Komut Pertamina? Ini Alasannya

1. Bisa menolong banyak orang yang membutuhkan

Ahok mengaku lebih nyaman jadi gubernur dibanding komisaris meski gajinya jauh lebih besar. Pasalnya, sebagai Gubernur dia bercerita dirinya bisa banyak menolong banyak orang Jakarta yang membutuhkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penuturannya, selama jadi Gubernur, dalam sebulan Ahok mengeluarkan dana operasionalnya hingga Rp 3 miliar, hanya untuk membantu orang miskin. Dia menyebut dana itu langsung diberikan ke rekening masing-masing orang yang membutuhkan.

"Dua-duanya sih sama, tapi jadi Gubernur lebih enak, bisa menolong orang banyak," kata Ahok dalam acara bincang-bincang bersama Andy. F Noya di instagram kickandyshow, dikutip Minggu (28/6/2020) lalu.

ADVERTISEMENT

2. Punya dana operasional untuk bantu orang miskin

Menurut penuturannya, selama jadi gubernur, dalam sebulan dia mengeluarkan dana operasionalnya hingga Rp 3 miliar, hanya untuk membantu orang miskin. Dia menyebut dana itu langsung diberikan ke rekening masing-masing orang yang membutuhkan.

"Saya punya dana operasional itu 1 bulan kita bisa pakai hampir Rp 3 miliar untuk bantu orang miskin. Saya transfer langsung ke rekening mereka masing-masing," tutur Ahok.

3. Bisa langsung membantu sesuai kesulitan yang dialami warga

"Terutama yang ijazahnya nyangkut ya. Kadang ada orang ijazah nyangkut, atau dia butuh beli obat nggak ditanggung BPJS. Tiap pagi orang datang minta bantuan tuh kita bantuin aja, asalkan dia punya rekening Bank DKI, kalau nggak punya kita bukakan dia Bank DKI," ungkap Ahok.

Menurutnya, bantuan diberikan lewat rekening Bank DKI, agar tercatat rapih dan transparan, sehingga dirinya terbebas dari tuduhan 'nilep' anggaran.

"Saya nggak mau dituduh nilep uang operasional kan, kalau kontan kan itu bisa dituduh nilep. Jadi kalau pakai rekening bank kan itu bisa tercatat dengan baik," cerita Ahok.




(hns/ara)

Hide Ads