Yunus menjelaskan harga patokan berada di bawah standar internasional agar pelaku smelter bisa membelinya. Lalu harga patokan juga berada di atas harga pokok produksi penambang nikel.
"HPM ini ditetapkan masih jauh di bawah harga internasional. Misalnya contoh di internasional US$ 60 (per WMT), di kita paling US$ 30. Ini memberikan iklim investasi yang murah untuk smelter. Tapi juga berada di atas harga produksi penambang nikel," jelas Yunus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal smelter sendiri, Yunus menambahkan akan ada tambahan pembangunan smelter lagi hingga 2022. Jumlahnya menjadi 29 smelter.
"Memang kita sedang merencakanan pengembangan smelter berikutnya. Akan ada untuk smelter nikel, jumlah total smelter 29. Kalau itu jadi tahun 2022," kata Yunus.
Simak Video "Video: Melihat Kolam Super Gede di Area Tambang"
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)