Tak Lagi Masuk Peringkat 500, Pertamina Surati Fortune Global

Tak Lagi Masuk Peringkat 500, Pertamina Surati Fortune Global

Yudistira Imandiar - detikFinance
Senin, 17 Agu 2020 13:45 WIB
Logo Pertamina di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

PT Pertamina (Persero) melayangkan surat resmi kepada pengelola Fortune Global untuk meminta klarifikasi ketiadaan nama Pertamina dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2020. Fortune Global 500 merupakan ajang tahunan yang membuat peringkat terhadap 500 perusahaan berdasarkan total pendapatan dalam laporan keuangan di tahun fiskal sebelumnya.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman memaparkan, untuk mendapatkan informasi mengenai proses pemeringkatan, Pertamina sedang melakukan penelusuran dan meminta penjelasan langsung kepada pihak pengelola.

Fajriyah merinci, berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2019, Pertamina berhasil meraup pendapatan sebesar US$ 54,58 miliar dan laba bersih US$ 2,5 miliar. Dengan capaian kinerja keuangan tahun 2019 tersebut, tegasnya, Pertamina seharusnya berada di posisi 198 Fortune Global 500 Tahun 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Daftar yang dibuat Fortune Global 500 tersebut merupakan aksi monitoring pasif yang dilakukan Fortune, tanpa melakukan klarifikasi langsung kepada Pertamina. Dengan revenue yang diraih Pertamina pada 2019, seharusnya kami masih terdaftar di posisi 198 Fortune Global 500. Sehingga kami perlu mendapat penjelasan resmi dari institusi penyelenggara," kata Fajriyah dalam keterangan tertulis, Senin (17/8/2020).

Ia menjelaskan, di daftar peringkat Global 500 Nippon Steel Corporation yang ada di peringkat yang memiliki pendapatan US$ 54,45 miliar atau Rp 806 triliun (kurs Rp14.800/US$) berada di posisi 198. Sementara itu, Pertamina mencatatkan pendapatan US$ 54,58 miliar atau Rp 808 triliun pada 2019. Bahkan, lanjut Fajriyah, berdasarkan Fortune Global 500, Nippon Steel Corp. membukukan kerugian sekitar US$ 3,97 miliar, sedangkan Pertamina masih mencatatkan profit US$ 2,5 miliar.

ADVERTISEMENT

"Kami seharusnya tidak terlempar dari daftar, bahkan bisa sejajar dengan peringkat ke-198, dengan Nippon [Nippon Steel Corporation]. Jadi sebetulnya kami masih dapat berada dalam kisaran Top 500," seru Fajriyah.

Fajriyah menjabarkan, dengan revenue US$ 54,58 miliar Pertamina tercatat masih unggul dari beberapa perusahaan global lainnya, seperti Goldman Sachs Group, Morgan Stanley, Caterpillar, dan LG Electronic yang berada di posisi 202 - 207 dengan pendapatan sekitar US$ 53 miliar. Adapun perusahaan energi dunia lainnya seperti Repsol dan ConocoPhillips berada di peringkat 245 dan 348.

Di sisi lain, Fajriyah optimis Pertamina dapat kembali tercatat dalam daftar Fortune Global 500 dengan posisi yang lebih tinggi di tahun mendatang.

"Restrukturisasi yang dijalankan Pertamina saat ini merupakan bagian dari transformasi bisnis sebagaimana perusahaan energi kelas dunia untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan dukungan dari pemegang saham, dewan komisaris dan direksi serta seluruh pekerja, Pertamina berharap aspirasi sebagai global energy champion dapat tercapai dan mampu menempatkan BUMN ini di posisi 100 Fortune Global," tutup Fajriyah.




(akn/eds)

Hide Ads