Rapat di Komisi VII membahas pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) berlangsung panas. Sebab, rapat ini diwarnai dengan aksi gebrak meja oleh Anggota Komisi VII Fraksi PKB Marthen Douw.
Rapat ini panas karena sejumlah pemicu di antaranya karena progres pembangunan smelter yang di bawah target hingga masalah bahan pembahasan yang tak diterima anggota.
Di tengah panasnya jalan rapat, Wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno memutuskan untuk menjadwalkan kembali pertemuan dengan petinggi holding tambang BUMN MIND ID hingga PTFI. Keputusan ini diambil setelah menerima usulan dari anggota dan rapat diskors sekitar 10 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah pembicaraan dengan anggota yang hadir kami memutuskan untuk mengakhiri rapat dengan PT Freeport Indonesia dan kami minta PT Freeport Indonesia nanti hadir secara lengkap. Nanti kami undang juga MIND ID dan Pemerintah Provinsi Papua untuk memberikan pemaparan, penjelasan yang komprehensif. Nanti agendanya akan kami sampaikan," katanya di Komisi VII DPR Jakarta, Kamis (26/8/2020).
Rapat ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin dan Wakil Presiden Direktur PTFI Jenpino Ngabdi. Jenpino mewakili Presiden Direktur PTFI Tony Wenas yang berhalangan hadir.
Eddy selanjutnya meminta agar PTFI menyiapkan bahan secara lengkap dan dikirimkan ke anggota sebelum rapat. Sehingga, anggota bisa melakukan pendalaman.
"Mohon nanti menyiapkan bahan secara komprehensif mengirimkannya sebelum rapat kita laksanakan. Supaya kita bisa mempelajari, mendalami bahan itu sehingga rapat betul-betul efektif," ungkapnya.
Rapat ini tak hanya membahas soal Freeport. Ada beberapa agenda pembahasan lain seperti produksi batu bara. Lebih lanjut, dengan keputusan penjadwalan ulang ini ia meminta agar Jenpino meninggalkan ruangan rapat.
"Untuk itu kami persilakan PT Freeport Indonesia untuk meninggalkan ruangan," katanya.
(acd/eds)